Mengejar Sunrise di Pantai Bama
Kami bangun pukul 5 kurang seperempat, sedikit telat dibanding rencana awal. Setelah gantian salat Subuh dan berdandan ala kadarnya, kami segera naik mobil dan melaju ke Pantai Bama dengan sedikit ngebut karena takut ketinggalan sunrise.
Kami sampai dengan nafas terengah. Belum sunrise sih, tapi saat itu suasana mendung pekat dan hanya semburat matahari tipis yang kelihatan.
Kami menunggu sambil berfoto dan bermain ayunan yang ada di beberapa titik. Mendung pekat tadi tidak juga hilang. Tahu-tahu matahari sudah tergelincir dan kami kehilangan sunrise itu.
Di kejauhan tampak sepasang bule menggelar kain di pasir dan menikmati matahari pagi. Agak sebal juga karena rupanya bule inilah yang mendahului kami memesan pondok di Pantai Bama.
Kehilangan sunrise tak membuat kami patah arang. Kami mengeksplorasi beberapa sudut Pantai Bama dan berhasil mengabadikan beberapa spot yang indah.
Sepulang dari Pantai Bama, kami mampir ke Wisma Rusa lagi untuk mandi karena tadi kami kan memang belum sempat mandi. Kami juga memiliki lebih banyak waktu untuk berdandan yang tidak lagi ala kadarnya kali ini.
Baca juga:
REVIEW WISMA RUSA BALURAN: SENSASI MENGINAP DI TENGAH SABANA BEKOL BALURAN SITUBONDO
Pada saat tengah mempersiapkan diri, terdengar suara mobil tua menderum mendekat. Ternyata itu mobil pemilik warung. Langsung terbayang sarapan entah apa dan kopi panas mengepul.
Menikmati Baluran dari Atas Melalui Menara Pandang
Setelah kami selesai mempersiapkan diri dan turun, ternyata warung belum sepenuhnya siap. Kami putuskan untuk naik dulu ke menara pandang.
Menara Pandang |
Dari menara ini, kita bisa melihat Baluran, khususnya Sabana Bekol, dengan lebih jelas. Pada musim hujan seperti ini, semua hamparan terlihat hijau. Hewan juga tidak banyak muncul karena persediaan air mereka berkecukupan. Dari mas penjaga, kami mendapat informasi bahwa musim terbaik untuk mengunjungi Baluran adalah musim kemarau. Biasanya hewan akan muncul mencari minum di kubangan-kubangan buatan yang telah diisi air oleh petugas taman nasional.
Kami sebenarnya datang di bulan April yang harusnya sudah masuk musim kemarau. Tapi karena pengaruh El Nino, sepertinya memang musim penghujannya jadi mundur. Alhasil, ya kami tiba di Baluran ketika musim masih dalam masa perpindahan.
Ketika kami turun dari menara, rupanya warung telah siap. Kami segera memesan kopi yang telah kami rindukan dan indomie untuk sarapan. Lega rasanya setelah semalaman hanya makan roti dan minum susu.
Mengeksplorasi Sabana Bekol
Setelah energi terkumpul, kami memutuskan untuk lanjut berjalan kaki ke sabana. Kami berpose di depan kumpulan kepala kerbau yang ada di depan salah satu wisma, yang juga merupakan salah satu spot paling favorit wisatawan.
Sabana Bekol |
Setelah itu, kami mengeksplorasi dan mengambil foto dari beberapa sudut sabana. Kami juga memanfaatkan waktu untuk mengamati beberapa hewan yang muncul di kejauhan. Meski tak banyak, kami masih cukup puas bisa mengamati gerak-gerik beberapa binatang itu.
Saat kami sedang asyik berfoto, kami baru tersadar bahwa ada sesosok makhluk yang sedang mengamati kami dari balik semak-semak. Dan ternyata dia adalah seekor rusa. Dengan hati-hati, kami berusaha mendekati rusa itu. Sayangnya, dia merasakan ada pergerakan dan akhirnya lari.
Rusa di kejauhan |
Tak jauh dari situ juga ada banteng yang sedang minum. Suami Kembar B mencoba untuk mendekat sementara si kembar dan suami Kembar A merasa ketakutan dan memilih menjauh. Untungnya, tidak terjadi apa-apa. Intinya, kalau di Baluran, keselamatan itu nomor satu ya. Kalau ingin mendekati binatang, khususnya yang besar, kalian harus memperkirakan jarak aman.
Suami Kembar B dan si banteng |
Oh ya... Buat kalian, yang hobi fotografi atau yang suka narsis, Baluran menawarkan banyak spot menarik yang layak untuk dieksplorasi. Baluran juga pernah menjadi setting dalam video klip Raisa yang berjudul 'Jatuh Hati'. Siapa tahu kalian pengen foto ala-ala Raisa, wkwkwkw.
Kelelahan dan jam pun sudah menunjukkan pukul 10, akhirnya kami kembali ke wisma. Kami segera packing dan siap-siap untuk pulang. Perjalanan kembali ke pintu keluar memakan waktu yang kurang lebih sama, yaitu satu jam.
Kembali ke Surabaya
Perjalanan pulang di sepanjang jalan raya di pinggiran Baluran menjadi sangat menegangkan gara-gara monyet-monyet yang sibuk mengambili makanan yang dilempar oleh mobil-mobil yang lewat sampai ke badan jalan. Monyet-monyet ini benar-benar hanya memikirkan makanan dan tidak begitu peduli dengan keselamatan mereka. Gara-gara ulah pemakai jalan yang tidak bertanggung jawab, yang suka memberi kacang dan makanan lainnya karena kasihan, akhirnya monyet-monyet ini jadi ketergantungan. Mereka memilih berdiri menunggu di pinggir jalan raya untuk dapat makanan instan, daripada harus susah payah mencari makanan di dalam hutan.
Setelah melewati jalanan itu, kami baru bisa menambah kecepatan. Kami memutuskan untuk makan di tempat kami yang kemarin, Depot Blitar. Selesai makan, kami sekalian menjamak salat kami di musala warung tersebut.
Setelah semua selesai salat, kami kemudian melanjutkan perjalanan. Sejak berangkat kemarin, si kembar sudah berniat untuk berfoto di tulisan 1000 km Anyer Panarukan. Dan akhirnya hal ini bisa keturutan. Mobil terpaksa diparkir di tepi jalan karena memang tidak ada tempat parkir di dekat situ dan si kembar bergegas berlari menuju lokasi yang diinginkan. Begitu foto didapat, si kembar segera kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan.
Kami sampai di Bangil pukul 6 sore dan memutuskan untuk salat Magrib di salah satu masjid yang ada di kota tersebut. Selesai salat, kami sempatkan membeli kopi di penjual di lingkungan masjid untuk menyegarkan diri.
Selesai ngopi, kami melanjutkan perjalanan lagi. Dan akhirnya kami pun tiba di Surabaya sekitar 1,5 jam kemudian. Kami segera salat Isya dan tidur untuk mempersiapkan diri menghadapi aktivitas normal esok hari.
Artikel terkait:
REVIEW BARU DUA BEACH HOTEL, BANYUWANGI: PENGINAPAN PINGGIR LAUT SUPER MURAH DI BANGSRING
JELAJAH BROMO DENGAN MOTOR TRAIL: HARI PERTAMA (11 JANUARI 2017)
TRAVELING SERU KE AIR TERJUN TANCAK JEMBER
PERJALANAN TAK TERENCANA KE PULAU BALI 4 HARI 3 MALAM (4D3N): HARI PERTAMA (14 FEBRUARI 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar