Waktu kami mengadakan perjalanan ke Singapura pada 17-18 Agustus 2015, kami menginap selama satu malam di Fernloft City Hostel. Alasan kami menginap di sana adalah karena hostel tersebut merupakan hostel termurah di kawasan Little India yang bisa kami temukan di Traveloka.
Kami sengaja memesan hotel secara online untuk mengurangi beban serta hal-hal yang tak diinginkan selama perjalanan kami di Singapura. Lagipula, dengan memesan online, kami tak perlu lagi menambahkan perkiraan harga hotel ke dalam anggaran yang kami bawa selama perjalanan.
Secara lokasi, Fernloft City Hostel ini cukup strategis. Hostel ini terletak di Jalan Besar yang masih merupakan bagian dari Little India. Kenapa Little India? Ya, karena kami memang punya beberapa rencana destinasi di Little India, seperti Sri Veeramakaliamman Temple dan Masjid Abdul Gaffoor.
Untuk transportasinya pun bisa dibilang cukup mudah. Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) yang terdekat adalah Stasiun MRT Farrer Park dan Stasiun MRT Little India. Kedua stasiun ini sebenarnya juga tidak bisa dibilang sangat dekat. Kalian akan perlu berjalan sekitar beberapa ratus meter dari hostel untuk menuju ke stasiun-stasiun tersebut. Namun, menurut kami jarak tersebut cukup terjangkau lah.
Selain Mass Rapid Transit (MRT), kalian juga bisa memanfaatkan moda transportasi bus. Haltenya pun sangat dekat, yaitu di seberang hostel agak ke kiri. Untuk melihat tujuan kalian, kalian bisa mengecek peta yang tersedia di masing-masing halte.
Fernloft City Hostel ini berada di sebuah bangunan berlantai tiga. Lantai pertama adalah lobi merangkap kafe bernama Cafe Kemosabe. Suasananya menyenangkan. Ketika kami melakukan check-in, kami hanya tinggal menyerahkan voucher dari Traveloka plus paspor kami untuk diperiksa. Semua dilakukan dengan sangat cepat. Petugasnya pun super ramah. Dia menjelaskan dengan pelan (mengetahui bahwa kami dari Indonesia dan mungkin saja tidak bisa berbahasa Inggris).
Di kafe di lantai 1 ini, kalian bisa memesan makanan yang ditulis di situ sebagai Masakan Asia Tenggara (padahal lebih tepat jika ditulis sebagai Masakan Indonesia), yaitu Nasi Goreng, Mee Goreng, dan Gado-Gado. Di kafe yang sama pula kalian bisa menyantap sarapan gratis kalian. Oh, ya, bocoran, Nasi Gorengnya lezat. Hehe.
Sayangnya, hostel ini resepsionisnya tidak berjaga 24 jam ya, Guys. Tutupnya sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Jadi saat di lobi itu, petugasnya menjelaskan jika berencana untuk keluar hostel di atas jam tersebut, kami bisa memberikan deposit SGD 10 (per Agustus 2015) untuk bisa mendapatkan kunci. Kunci ini berupa kartu yang digesekkan ke mesin pemindai dan bisa digunakan untuk pintu depan atau pintu belakang (yang entah kami tak pernah gunakan). Deposit bisa diambil kembali ketika melakukan check-out.
Kamar yang kami sewa berada di lantai 2. Kami tak tahu apakah lantai 3 juga digunakan sebagai kamar atau tidak. Yang jelas, di lantai dua itu ada dua ruangan, atau sebut saja dua dorm. Kami hanya masuk ke salah satu dorm saja.
Di dorm yang kami sewa itu terdapat 9 tempat tidur susun. Itu artinya, jika penuh, akan ada 18 orang dalam satu ruangan. Kami tak tahu pasti bagaimana kondisi kamar karena lampu utama kamar hampir selalu dimatikan. Maklum, jadwal tidur orang kan beda-beda. Ketika kami baru bangun, mungkin ada orang yang baru tidur. Jadi, selama di sana, kami bahkan tak pernah tahu siapa yang menyewa dorm bersama kami karena lampu utama yang selalu mati. Lampu utama tersebut hanya menyala ketika ada orang yang baru masuk dan menginap di situ.
Kondisi kasurnya sebenarnya oke meskipun spreinya tidak terlalu bersih (meskipun baru dipasang saat kami datang). Kami dapat selimut juga.
Yang menyebalkan adalah kualitas dari tempat tidur susun itu. Tempat tidur susun itu goyang ketika kami naik ke atas. Dan selama tidur pun, jika kalian bergerak, tempat tidur juga akan bergoyang meliuk-liuk, jadi harus super hati-hati dan meminimalkan gerak. Namun, untungnya kami ini bukan traveler yang rewel. Lagipula, kami juga hanya tidur beberapa jam saja, kan? Jadi, menurut kami, itu nggak masalah. Dan juga toh, kami tetap bisa tidur dengan nyenyak. Jadi, bagi kalian yang mengutamakan kenyamanan, tempat ini bukan untuk kalian. Namun, kembali lagi ke awal, untuk harga murah, Fernloft City Hostel ini bisa jadi rujukan.
Ruangan dorm didinginkan dengan kipas angin. Jadi bagi yang tidur di atas dan dekat kipas angin, bisa jadi merasa kedinginan dan selimut yang diberikan hostel bisa jadi sangat menolong.
Ada colokan juga yang dekat dengan kasur. Dan yang pasti, ada Wi-Fi gratis juga bagi yang suntuk menunggu di dalam kamar.
Di dalam kamar juga disediakan loker. Untuk loker, tidak disediakan gembok ya. Jadi kalian harus bawa dari rumah. Ini salah satu hal wajib yang harus dibawa setiap budget traveler yang merencanakan tidur di hostel. Lokernya pun tidak begitu besar. Ransel atau carrier yang kami bawa tidak bisa masuk. Akhirnya hanya benda-benda kecil yang kami masukkan ke dalamnya. Ingat, paspor dan ponsel harus selalu dibawa, khususnya jika kalian sendirian. Jika bersama teman, mandi pun usahakan gantian. Jadi bisa saling jaga.
Oh ya, untuk kamar mandi, di lantai tersebut hanya ada dua kamar mandi. Padahal, di ruangan kami saja, sekali lagi jika penuh, ada 18 orang. Belum lagi di dorm satunya yang entah mampu menampung berapa orang. Jadi kami memang harus pintar-pintar mengatur waktu untuk mandi misalnya. Dan toilet pun juga jadi satu dengan tempat mandi. Jadinya, pernah ketika kami mandi, ada yang mengetuk dari luar. Mungkin lagi kebelet. Hahaha. Kami kebetulan juga mandi ketika orang-orang masih jalan-jalan atau pagi sekali ketika mereka masih tidur. Lagipula, saat itu low season sehingga tak semua kasur terisi. Untuk peak season, mungkin kalian harus lebih pintar lagi dalam mengatur waktu mandi.
Bagi yang beragama Islam, kalian bisa salat di dalam dorm. Ada sepetak ruangan kosong di tengah dorm yang pas untuk salat, meskipun tidak disediakan petunjuk kiblat. Jadi, persiapkan aplikasi yang menunjukkan arah kiblat ya atau bawa kompas dan cari tahu arah kiblat Singapura sebelum berangkat. Aplikasi bisa juga yang sekaligus ada azannya atau kalian juga bisa sebelumnya mencari info tentang jam salat di Singapura karena selama kami di sana memang tidak pernah mendengar suara azan sekalipun.
Paginya, kami mendapat sarapan gratis. Dan sarapan yang dimaksud ini adalah roti tawar dan selai. Minumnya ada tiga jenis, yaitu teh susu, kopi, dan coklat yang semuanya panas. Semua bisa dimakan sepuasnya dan kalian harus cepat turun ke kafe ya sebelum kehabisan. Walaupun sarapannya super sederhana, untuk harga yang kami bayarkan, itu sudah oke lah. Cukup mengganjal perut di pagi hari. Hehehe.
- Kasur (tempat tidur susun) plus selimut
- Kamar mandi
- Kafe
- Sarapan gratis
- Loker (gembok bawa sendiri)
- Colokan di dekat setiap kasur
- Harga murah
- Lokasi strategis dan dekat dengan beberapa destinasi
- Petugas ramah
- Dekat dengan stasiun Mass Rapid Transit (MRT) dan halte bus
- Wi-Fi gratis
- Tempat tidur goyang
- Kamar mandi hanya dua untuk dua dorm
- Resepsionis tidak 24 jam
- Check-in: 14:00
- Check-out: 12:00
- Resepsionis: tidak 24 jam
- Sri Veeramakaliamman Temple
- Masjid Abdul Gaffoor
- Mustafa Centre
a. Dari Changi Airport
- Naik MRT dari Stasiun MRT Changi (CG2) turun di Stasiun MRT Expo (CG1)
- Oper MRT Downtown Line jurusan Bukit Panjang dari Stasiun MRT Expo (DT35) turun di Stasiun MRT Jalan Besar (DT22)
- Jalan ke Fernloft City Hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
b. Dari Pelabuhan HarbourFront
- Naik MRT North East Line jurusan Punggol Coast dari Stasiun MRT HarbourFront (NE1) turun di Stasiun MRT Farrer Park (NE8)
- Jalan ke hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
c. Dari Woodlands Train Checkpoint
- Naik bus SMRT No. 170 dari Woodlands Train Checkpoint turun di Stasiun MRT Bukit Panjang
- Naik MRT Downtown Line jurusan Expo dari Stasiun MRT Bukit Panjang (DT1) turun di Stasiun MRT Little India (DT12)
- Oper MRT North East Line jurusan Punggol dari Stasiun MRT Little India (NE7) turun di Stasiun MRT Farrer Park (NE8)
- Jalan ke hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
atau
- Naik bus SMRT No. 911/913/950 dari Woodlands Train Checkpoint turun di Stasiun MRT Woodlands
- Naik MRT North South Line jurusan Marina South Pier dari Stasiun MRT Woodlands (NS9) turun di Stasiun MRT Dhoby Ghaut (NS24)
- Oper MRT North East Line jurusan Punggol dari Stasiun MRT Dhoby Ghaut (NE6) turun di Stasiun MRT Farrer Park (NE8)
- Jalan ke hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
Peta Lokasi Fernloft City Hostel Little India
257 Jalan Besar, Singapura
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH SINGAPURA – MALAYSIA 5 HARI 4 MALAM (5D4N): HARI PERTAMA (17 AGUSTUS 2015)
Baca juga:
CARA MEMESAN HOTEL DI TRAVELOKA
Kami sengaja memesan hotel secara online untuk mengurangi beban serta hal-hal yang tak diinginkan selama perjalanan kami di Singapura. Lagipula, dengan memesan online, kami tak perlu lagi menambahkan perkiraan harga hotel ke dalam anggaran yang kami bawa selama perjalanan.
Secara lokasi, Fernloft City Hostel ini cukup strategis. Hostel ini terletak di Jalan Besar yang masih merupakan bagian dari Little India. Kenapa Little India? Ya, karena kami memang punya beberapa rencana destinasi di Little India, seperti Sri Veeramakaliamman Temple dan Masjid Abdul Gaffoor.
Baca juga:
REVIEW MASJID ABDUL GAFFOOR: MASJID UNIK DI LITTLE INDIA, SINGAPURA (SINGAPORE)
Untuk transportasinya pun bisa dibilang cukup mudah. Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) yang terdekat adalah Stasiun MRT Farrer Park dan Stasiun MRT Little India. Kedua stasiun ini sebenarnya juga tidak bisa dibilang sangat dekat. Kalian akan perlu berjalan sekitar beberapa ratus meter dari hostel untuk menuju ke stasiun-stasiun tersebut. Namun, menurut kami jarak tersebut cukup terjangkau lah.
Baca juga:
CARA NAIK MASS RAPID TRANSIT (MRT) DI SINGAPURA (SINGAPORE)
Suasana jalan di sekitar Fernloft City Hostel |
Selain Mass Rapid Transit (MRT), kalian juga bisa memanfaatkan moda transportasi bus. Haltenya pun sangat dekat, yaitu di seberang hostel agak ke kiri. Untuk melihat tujuan kalian, kalian bisa mengecek peta yang tersedia di masing-masing halte.
Baca juga:
CARA LENGKAP DAN JELAS NAIK BUS DI SINGAPURA (SINGAPORE)
Fernloft City Hostel ini berada di sebuah bangunan berlantai tiga. Lantai pertama adalah lobi merangkap kafe bernama Cafe Kemosabe. Suasananya menyenangkan. Ketika kami melakukan check-in, kami hanya tinggal menyerahkan voucher dari Traveloka plus paspor kami untuk diperiksa. Semua dilakukan dengan sangat cepat. Petugasnya pun super ramah. Dia menjelaskan dengan pelan (mengetahui bahwa kami dari Indonesia dan mungkin saja tidak bisa berbahasa Inggris).
Baca juga:
CARA DAN TIPS MUDAH MEMBUAT PASPOR VIA ONLINE
Di kafe di lantai 1 ini, kalian bisa memesan makanan yang ditulis di situ sebagai Masakan Asia Tenggara (padahal lebih tepat jika ditulis sebagai Masakan Indonesia), yaitu Nasi Goreng, Mee Goreng, dan Gado-Gado. Di kafe yang sama pula kalian bisa menyantap sarapan gratis kalian. Oh, ya, bocoran, Nasi Gorengnya lezat. Hehe.
Nasi Goreng di Cafe Kemosabe |
Sayangnya, hostel ini resepsionisnya tidak berjaga 24 jam ya, Guys. Tutupnya sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Jadi saat di lobi itu, petugasnya menjelaskan jika berencana untuk keluar hostel di atas jam tersebut, kami bisa memberikan deposit SGD 10 (per Agustus 2015) untuk bisa mendapatkan kunci. Kunci ini berupa kartu yang digesekkan ke mesin pemindai dan bisa digunakan untuk pintu depan atau pintu belakang (yang entah kami tak pernah gunakan). Deposit bisa diambil kembali ketika melakukan check-out.
Kamar yang kami sewa berada di lantai 2. Kami tak tahu apakah lantai 3 juga digunakan sebagai kamar atau tidak. Yang jelas, di lantai dua itu ada dua ruangan, atau sebut saja dua dorm. Kami hanya masuk ke salah satu dorm saja.
Di dorm yang kami sewa itu terdapat 9 tempat tidur susun. Itu artinya, jika penuh, akan ada 18 orang dalam satu ruangan. Kami tak tahu pasti bagaimana kondisi kamar karena lampu utama kamar hampir selalu dimatikan. Maklum, jadwal tidur orang kan beda-beda. Ketika kami baru bangun, mungkin ada orang yang baru tidur. Jadi, selama di sana, kami bahkan tak pernah tahu siapa yang menyewa dorm bersama kami karena lampu utama yang selalu mati. Lampu utama tersebut hanya menyala ketika ada orang yang baru masuk dan menginap di situ.
Kondisi kasurnya sebenarnya oke meskipun spreinya tidak terlalu bersih (meskipun baru dipasang saat kami datang). Kami dapat selimut juga.
Yang menyebalkan adalah kualitas dari tempat tidur susun itu. Tempat tidur susun itu goyang ketika kami naik ke atas. Dan selama tidur pun, jika kalian bergerak, tempat tidur juga akan bergoyang meliuk-liuk, jadi harus super hati-hati dan meminimalkan gerak. Namun, untungnya kami ini bukan traveler yang rewel. Lagipula, kami juga hanya tidur beberapa jam saja, kan? Jadi, menurut kami, itu nggak masalah. Dan juga toh, kami tetap bisa tidur dengan nyenyak. Jadi, bagi kalian yang mengutamakan kenyamanan, tempat ini bukan untuk kalian. Namun, kembali lagi ke awal, untuk harga murah, Fernloft City Hostel ini bisa jadi rujukan.
Ruangan dorm didinginkan dengan kipas angin. Jadi bagi yang tidur di atas dan dekat kipas angin, bisa jadi merasa kedinginan dan selimut yang diberikan hostel bisa jadi sangat menolong.
Ada colokan juga yang dekat dengan kasur. Dan yang pasti, ada Wi-Fi gratis juga bagi yang suntuk menunggu di dalam kamar.
Baca juga:
CARA MENGGUNAKAN COLOKAN LISTRIK DI SINGAPURA DAN MALAYSIA
Di dalam kamar juga disediakan loker. Untuk loker, tidak disediakan gembok ya. Jadi kalian harus bawa dari rumah. Ini salah satu hal wajib yang harus dibawa setiap budget traveler yang merencanakan tidur di hostel. Lokernya pun tidak begitu besar. Ransel atau carrier yang kami bawa tidak bisa masuk. Akhirnya hanya benda-benda kecil yang kami masukkan ke dalamnya. Ingat, paspor dan ponsel harus selalu dibawa, khususnya jika kalian sendirian. Jika bersama teman, mandi pun usahakan gantian. Jadi bisa saling jaga.
Oh ya, untuk kamar mandi, di lantai tersebut hanya ada dua kamar mandi. Padahal, di ruangan kami saja, sekali lagi jika penuh, ada 18 orang. Belum lagi di dorm satunya yang entah mampu menampung berapa orang. Jadi kami memang harus pintar-pintar mengatur waktu untuk mandi misalnya. Dan toilet pun juga jadi satu dengan tempat mandi. Jadinya, pernah ketika kami mandi, ada yang mengetuk dari luar. Mungkin lagi kebelet. Hahaha. Kami kebetulan juga mandi ketika orang-orang masih jalan-jalan atau pagi sekali ketika mereka masih tidur. Lagipula, saat itu low season sehingga tak semua kasur terisi. Untuk peak season, mungkin kalian harus lebih pintar lagi dalam mengatur waktu mandi.
Bagi yang beragama Islam, kalian bisa salat di dalam dorm. Ada sepetak ruangan kosong di tengah dorm yang pas untuk salat, meskipun tidak disediakan petunjuk kiblat. Jadi, persiapkan aplikasi yang menunjukkan arah kiblat ya atau bawa kompas dan cari tahu arah kiblat Singapura sebelum berangkat. Aplikasi bisa juga yang sekaligus ada azannya atau kalian juga bisa sebelumnya mencari info tentang jam salat di Singapura karena selama kami di sana memang tidak pernah mendengar suara azan sekalipun.
Paginya, kami mendapat sarapan gratis. Dan sarapan yang dimaksud ini adalah roti tawar dan selai. Minumnya ada tiga jenis, yaitu teh susu, kopi, dan coklat yang semuanya panas. Semua bisa dimakan sepuasnya dan kalian harus cepat turun ke kafe ya sebelum kehabisan. Walaupun sarapannya super sederhana, untuk harga yang kami bayarkan, itu sudah oke lah. Cukup mengganjal perut di pagi hari. Hehehe.
Fasilitas Fernloft City Hostel Little India
- Kasur (tempat tidur susun) plus selimut
- Kamar mandi
- Kafe
- Sarapan gratis
- Loker (gembok bawa sendiri)
- Colokan di dekat setiap kasur
Kelebihan
- Harga murah
- Lokasi strategis dan dekat dengan beberapa destinasi
- Petugas ramah
- Dekat dengan stasiun Mass Rapid Transit (MRT) dan halte bus
- Wi-Fi gratis
Kekurangan
- Tempat tidur goyang
- Kamar mandi hanya dua untuk dua dorm
- Resepsionis tidak 24 jam
Waktu Operasional
- Check-in: 14:00
- Check-out: 12:00
- Resepsionis: tidak 24 jam
Destinasi Terdekat
- Sri Veeramakaliamman Temple
- Masjid Abdul Gaffoor
- Mustafa Centre
Cara Menuju ke Fernloft City Hostel Little India
a. Dari Changi Airport
- Naik MRT dari Stasiun MRT Changi (CG2) turun di Stasiun MRT Expo (CG1)
- Oper MRT Downtown Line jurusan Bukit Panjang dari Stasiun MRT Expo (DT35) turun di Stasiun MRT Jalan Besar (DT22)
- Jalan ke Fernloft City Hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
b. Dari Pelabuhan HarbourFront
- Naik MRT North East Line jurusan Punggol Coast dari Stasiun MRT HarbourFront (NE1) turun di Stasiun MRT Farrer Park (NE8)
- Jalan ke hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
c. Dari Woodlands Train Checkpoint
- Naik bus SMRT No. 170 dari Woodlands Train Checkpoint turun di Stasiun MRT Bukit Panjang
- Naik MRT Downtown Line jurusan Expo dari Stasiun MRT Bukit Panjang (DT1) turun di Stasiun MRT Little India (DT12)
- Oper MRT North East Line jurusan Punggol dari Stasiun MRT Little India (NE7) turun di Stasiun MRT Farrer Park (NE8)
- Jalan ke hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
atau
- Naik bus SMRT No. 911/913/950 dari Woodlands Train Checkpoint turun di Stasiun MRT Woodlands
- Naik MRT North South Line jurusan Marina South Pier dari Stasiun MRT Woodlands (NS9) turun di Stasiun MRT Dhoby Ghaut (NS24)
- Oper MRT North East Line jurusan Punggol dari Stasiun MRT Dhoby Ghaut (NE6) turun di Stasiun MRT Farrer Park (NE8)
- Jalan ke hostel sekitar 650 meter atau 8 menit
Peta Lokasi Fernloft City Hostel Little India
Alamat Fernloft City Hostel Little India
257 Jalan Besar, Singapura
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH SINGAPURA – MALAYSIA 5 HARI 4 MALAM (5D4N): HARI PERTAMA (17 AGUSTUS 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar