Perjalanan ke Genting Highlands
Dari Paradiso Hostel ke Stasiun Monorel Bukit Bintang
Hari ini kami bangun pukul 06.00 dan segera mandi serta salat Subuh. Ketika membeli air minum untuk bekal, baru kami sadari bahwa di lobi Hostel Paradiso itu ada beberapa peta Malaysia gratis. Wah, padahal sejak kemarin sampai di Johor Bahru kami sudah sibuk mencari peta dan tidak ketemu, dan ketemunya justru di hostel ini. Hahahaha.
Baca juga:
REVIEW PARADISO BED & BREAKFAST: HOSTEL MURAH DI BUKIT BINTANG, KUALA LUMPUR, MALAYSIA
Karena Paradiso tidak menyediakan sarapan, setelah keluar dari hostel kami langsung bergegas mencari sarapan di luar. Suasana masih sepi, kecuali beberapa orang yang sudah siap berangkat kerja. Kami beruntung karena di depan 7-Eleven di Jalan Sultan Ismail, tak jauh dari hostel kami, ada seorang ibu-ibu yang berjualan makanan di pinggir jalan. Makanannya pun mirip makanan Indonesia, seperti rendang, ayam bumbu, dll. Harganya RM 4 per porsi, masakannya enak dan porsinya pun pas.
Karena tak ada tempat makannya, ibu itu menyarankan kami duduk dan makan di meja 7-Eleven dengan terlebih dahulu membeli sesuatu di minimarket tersebut. Kami akhirnya membeli dua susu kotak (lumayan untuk sekedar mengganjal perut).
Selesai makan, kami berjalan ke Stasiun Monorel Bukit Bintang. Karena pada saat itu sedang ada pembangunan jalan, kami harus memutar cukup jauh ketika akan menuju ke stasiun monorel tersebut. Untuk naik monorel, kami terlebih dahulu harus membeli token.
Baca juga:
CARA NAIK MONOREL (MONORAIL) & LRT DI MALAYSIA
Stasiun Monorel Bukit Bintang |
Naik ke Stasiun Monorel Bukit Bintang |
Naik Monorel dari Bukit Bintang ke KL Sentral
Ada dua jurusan monorel yang tersedia, yaitu jurusan Titiwangsa – KL Sentral dan jurusan KL Sentral – Titiwangsa. Kami membeli token sesuai jurusan yang ingin kami tuju, yaitu KL Sentral.
Rute monorel yang melewati Bukit Bintang |
Setelah naik monorel dari Stasiun Monorel Bukit Bintang (MR6), kami turun di Stasiun Monorel KL Sentral (MR1).
Peron Stasiun Monorel Bukit Bintang |
Sesampainya di Stasiun Monorel KL Sentral ini, kami sebenarnya bisa langsung naik tangga menuju ke bangunan utama dari KL Sentral yang merupakan terminal terintegrasi dari beberapa jenis moda transportasi. Tapi, karena ketidaktahuan kami, kami waktu itu keluar dari stasiun monorel tersebut menuju ke jalan raya dan mencari terminal bus KL Sentral dari luar wilayah KL Sentral. Dan ternyata, cara ini agak membingungkan. Jadi, sangat tidak disarankan. Sebaiknya, jika kalian ingin menuju bangunan utama dari KL Sentral, kalian hanya perlu mencari tangga atau shelter penghubung ke arah bangunan utama tersebut.
Membeli Tiket di Terminal Bus KL Sentral
Setelah bertanya pada orang di jalan, kami menemukan arah ke terminal bus KL Sentral. Terminal ini ternyata terletak di bagian luar lantai dasar dari KL Sentral. Kami berjalan menuju ke belakang Mall Nu Sentral. Karena terletak di luar ruangan, di lantai bawah dari gedung bertingkat, terminal ini terasa sangat pengap dan panas.
Terminal bus ini terdiri dari beberapa loket dengan tujuan yang berbeda. Kami langsung menuju loket bus jurusan Genting.
Saat itu masih sekitar pukul 09.00. Karena kehabisan tiket pagi, kami terpaksa membeli tiket jam 11.30. Tiket seharga MYR 10,7 yang kami beli sudah termasuk tiket untuk Bus Go Genting dan Genting Skyway one way.
Tiket Bus Go Genting dan Cable Car Genting Highlands |
Namun, sebelumnya, kami sempat ditawari taksi yang harganya sangat mahal. Sopir tersebut sempat mengatakan bahwa naik taksi untuk bertiga akan jauh lebih menguntungkan dan nyaman, padahal setelah dihitung-hitung, perbedaan harganya sangat jauh. Apalagi ternyata, kami masih kebagian tiket bus, walaupun harus menunggu lebih dari satu jam.
Tempat menunggu Bus Go Genting |
Setelah menunggu cukup lama, Bus Go Genting jurusan Genting Highlands, atau lebih tepatnya Gohtong Jaya Skyway Station, akhirnya berangkat juga pada pukul 11.30. Perjalanannya membutuhkan waktu antara 1,5 hingga 2 jam. Kami tertidur sewaktu perjalanan. Waktu kami sampai di area Genting Highlands, hujan rintik-rintik mulai turun.
Ketika bus yang kami tumpangi berhenti di bagian Lower Station (B4) dari Gohtong Jaya Skyway Station, hujan sudah mulai mereda.
Gohtong Jaya Skyway Station |
Naik Cable Car ke Genting Highlands
Untuk naik cable car, kami terlebih dahulu harus naik ke lantai T4. Setelah melewati antrian yang tidak terlalu panjang (karena saat itu weekday dan termasuk low season), kami akhirnya bisa masuk ke dalam cable car dengan mudahnya.
Antrian untuk naik cable car ke Genting Highlands |
Saat peak seasons, antrian ini bisa penuh |
Ketika kami berada di dalam cable car, suasana di luar masih kabut dengan sedikit gerimis tipis. Suasana di bawah cable car sungguh menakjubkan—hutan hujan yang hijau dan sangat luas dihiasi kabut putih yang membuat suasana menjadi lebih indah. Perjalanan dengan cable car memakan waktu kira-kira 10 menit.
Suasana dari dalam cable car |
Sesampainya di Genting Highlands, kami mengunjungi beberapa tempat untuk berfoto, termasuk di depan Casino De Genting, Maxim Genting Hotel, dan Highlands Hotel serta First World Hotel di kejauhan. Selesai mengelilingi beberapa tempat di Genting Highlands tersebut, kami kembali menaiki cable car menuju Gohtong Jaya Skyway Station. Di sini, kami makan siang dan salat jamak.
Suasana Genting Highlands yang berkabut |
Casino de Genting |
Belanja di Pasar Seni dan Kasturi Walk
Dari Genting Highlands ke Gombak
Setelah selesai makan dan salat, kami berniat membeli tiket Go Genting jurusan KL Sentral. Namun, tiket bus jurusan itu sudah habis. Petugasnya menyarankan agar kami membeli tiket Go Genting jurusan Gombak. Kami pun menurut dan membeli tiket jurusan Gombak seharga MYR 3,40 per orang (per 20 Agustus 2015).
Jadwal Bus Go Genting ke Terminal KL Sentral |
Jadwal Bus Go Genting ke Terminal Putra Gombak |
Kami kemudian turun di Terminal Putra Gombak.
Naik Light Rapid Transit (LRT) dari Gombak ke Pasar Seni
Dari situ, kami naik LRT Kelana Jaya dari Stasiun LRT Gombak (KJ1) dan turun di Stasiun LRT Pasar Seni (KJ14). Untuk naik LRT Kelana Jaya ini, kami juga harus terlebih dahulu membeli token, seperti halnya ketika naik monorel.
Rute LRT Kelana Jaya |
Kami memang berniat untuk mengunjungi Pasar Seni karena ingin belanja dan membeli oleh-oleh untuk beberapa orang di rumah. Selain di Pasar Seni itu sendiri, kami juga sempat berfoto dan berbelanja di Kasturi Walk, tepat di samping Pasar Seni. Oh ya, untuk berbelanja, kalian sangat disarankan langsung masuk ke Pasar Seni saja karena harganya sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan Kasturi Walk (khususnya jika ingin membeli dalam jumlah besar).
Kasturi Walk |
Central Market atau Pasar Seni |
Puas berbelanja dan berfoto, kami berjalan ke Halte GoKL Pasar Seni, di Jalan Hang Kasturi. Dari situ, kami naik GoKL Pasar Seni – Bukit Bintang (Purple Line) dan turun di Halte GoKL Bukit Bintang. Sesampainya di hostel, kami memutuskan untuk mandi dan beristirahat sejenak.
Baca juga:
CARA NAIK BUS GRATIS GOKL (GO KL) DI KUALA LUMPUR
Menikmati Petronas Twin Towers di Malam Hari
Selepas salat Magrib, kami keluar dari hostel. Malam ini kami ingin mengunjungi Petronas Twin Towers. Dari hostel, kami berjalan ke Halte GoKL Bukit Bintang di Jalan Sultan Ismail. Kami naik GoKL KLCC – Bukit Bintang (Green Line).
Jika ingin ke Petronas Twin Towers, kami harusnya turun di Halte GoKL KLCC karena halte tersebut merupakan halte terdekat. Namun, karena panik (lantaran saat itu malam hari dan nama-nama halte yang kami lalui tidak terlihat jelas) dan tidak ingin kelewatan, kami memutuskan untuk turun di suatu tempat yang ternyata adalah Halte GoKL Menara Atlan, tepat satu halte sebelum KLCC.
Dari Menara Atlan kami akhirnya harus berjalan beberapa meter untuk menuju Twin Towers. Dari situ, akhirnya kami mengerti bahwa Halte GoKL KLCC adalah halte pemberhentian akhir GoKL jadi tidak rawan kebablasan.
Walaupun sedikit berkeringat karena harus berjalan beberapa meter tadi, julangan menara kembar di depan kami memotivasi untuk terus melangkah. Kami menyeberang jalan dan berjalan terus memasuki kawasan KLCC Park. Kami menghabiskan waktu beberapa saat untuk berfoto di bawah Petronas Twin Towers sembari menikmati air mancur yang menari indah diiringi musik orkestra dengan lampu warna-warni yang cantik.
Petronas Twin Towers di malam hari |
KLCC Park dengan Suria KLCC di kejauhan |
Air mancur menari di KLCC Park |
Rasanya ingin lama sekali berada di sini. Namun, apa daya, perut kami sudah keroncongan minta diisi. Setelah menikmati dua sesi lagu yang mengiringi air mancur menari ini, kami memutuskan untuk pulang. Kami berjalan menuju Halte GoKL KLCC dan naik GoKL KLCC – Bukit Bintang (Green Line) untuk kemudian turun di Halte GoKL Bukit Bintang.
Dari halte tersebut, kami mampir ke McD di Jalan Sultan Ismail untuk makan malam. Selesai makan, kami bergegas menuju hostel untuk mandi, salat Isya, dan tidur.
Artikel terkait:
CARA MEMESAN HOTEL DI TRAVELOKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar