Dari Tampin Menuju Melaka Sentral
Kami tiba di Stasiun Tampin/P. Sebang sekitar pukul 05.00.
|
Stasiun Tampin/P. Sebang |
|
Bendera Malaysia dan Bendera Malaka |
Keluar dari Kereta 24, kami memutuskan untuk menunggu sebentar di stasiun hingga
Subuh (
sekitar pukul 06.00) agar kami bisa salat Subuh sekalian. Ketika azan Subuh berkumandang, rasanya seperti mimpi. Sudah hampir dua hari ini kami tak mendengar azan.
Baca juga:
KERETA 24 SENANDUNG SUTERA: PENGALAMAN TIDUR DI KERETA MALAM JURUSAN JOHOR BAHRU – KUALA LUMPUR
|
Toilet di Stasiun Tampin/P. Sebang |
|
Tempat salat di Stasiun Tampin/P. Sebang |
|
Disediakan mukena dan sajadah juga |
Setelah salat Subuh, kami keluar dari stasiun. Kami bertanya kepada seorang petugas stasiun dimana
letak Terminal Tampin. Ternyata masih sekitar 1 km lagi. Petugas tersebut berniat mengantarkan dengan kendaraan dinasnya tapi kami menolak.
|
Suasana luar Stasiun Tampin/P. Sebang |
Berdasarkan petunjuk dari bapak tadi, kami melanjutkan perjalanan.
Dari stasiun, kami berjalan lurus hingga menemukan lampu merah. Dari situ kami belok kiri hingga menemukan lampu merah kedua.
|
Jalan menuju Terminal Tampin |
|
Pom bensin di dekat lampu merah pertama |
|
Daerah pecinan sebelum lampu merah kedua |
Setelah belok kiri dan berjalan beberapa meter, kami menemukan Terminal
Tampin di sebelah kanan jalan. Bus 12 Panorama Melaka yang menuju Melaka
Sentral ternyata baru akan tiba pukul 07.00.
|
Terminal Tampin |
Sebenarnya kalian bisa saja mencegat bus dari seberang lampu merah pertama karena Bus 12 Panorama Melaka juga akan lewat situ. Berdasarkan pengamatan kami, untuk di luar kota, bus bisa berhenti dimana pun atau penumpang bisa mencegat dimana pun tanpa memerlukan halte. Namun, jika kalian tidak yakin, sangat disarankan untuk langsung ke terminal bus saja.
Naik Bus 12 Panorama Melaka Menuju Terminal Melaka Sentral
Setelah menunggu, akhirnya Bus 12 Panorama Melaka tiba.
Cara membayarnya adalah dengan menggunakan uang tunai. Usahakan untuk membayar dengan uang pas. Namun, jangan khawatir, jika tidak mempunyai uang pas, sopir akan memberi kembalian.
Tiket Tampin – Melaka Sentral adalah seharga MYR 4,6 per orang.
|
Bus 12 Panorama Melaka |
Perjalanan dari Tampin ke Melaka Sentral bisa dibilang cukup lama, yaitu sekitar 2 jam. Begitu sampai di Melaka Sentral, kami segera mencari tempat makan karena perut sudah mulai keroncongan. Kebetulan, tak jauh dari situ juga terdapat semacam
food court yang menyediakan masakan Indonesia.
|
Melaka Sentral |
|
Tempat makan masakan Indonesia di Melaka Sentral |
Menikmati Bangunan Merah dan Sekitarnya
Selesai makan, kami kembali ke tempat parkir bus dan naik
Bus 19 Panorama Melaka jurusan Ujong Pasir untuk menuju ke Bangunan Merah.
|
Tempat Bus 19 Panorama Melaka |
Tiket yang harus kami bayarkan adalah MYR 1,5 per orang. Perjalanan ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Kami diturunkan tepat di depan Bangunan Merah.
|
Stadthuys, tempat bus menurunkan penumpang |
Di kompleks Bangunan Merah, kami mengeksplorasi Stadthuys, Christ Church, Red Clock Tower, Victoria Fountain, dan Jonker Walk (Jonker Street).
|
Kompleks Bangunan Merah |
|
Christ Church |
|
Clock Tower |
|
Victoria Fountain |
|
Jonker Walk atau Jonker Street |
Jangan takut
nyasar karena ada peta dan petunjuk arah semacam ini di dekat Stadthuys.
|
Peta Bangunan Merah |
Dari tempat-tempat tadi, kami kemudian naik ke arah St. Paul’s Hill. Dari St. Paul’s Hill, kami juga bisa menikmati Taming Sari Tower di kejauhan. Dari situ, kami melanjutkan perjalanan dan menemukan St. Paul’s Church, A Famosa, serta masih banyak spot lainnya.
|
Taming Sari Tower di kejauhan |
|
Saint Paul's Church |
|
Bagian dalam Saint Paul's Church |
|
Tempat melempar koin di bagian dalam gereja |
|
Dutch Graveyard |
|
A Famosa |
|
Saint Paul's Hill |
|
Muzium Istana Kesultanan Melaka |
Selesai menikmati tempat-tempat tersebut,
kami berjalan kembali ke arah Stadhuys, lalu berbelok ke kiri ke arah Muzium Samudera. Kami tidak masuk tapi hanya berpose di depannya saja.
|
Muzium Samudra |
Dari Muzium Samudra ini, kami menyeberang ke Halte Bus 19 Panorama Melaka. Sebenarnya bisa juga naik bus dari depan Bangunan Merah, tapi karena kami ingin menikmati sekeliling dulu, kami memutuskan untuk naik bus dari sini.
Sesuai jadwal, kami harus menunggu beberapa menit sebelum bus tiba. Dan tidak seperti di Singapura, bus tidak datang tepat waktu tapi molor beberapa menit.
Dari halte tersebut ke terminal Melaka Sentral, kami harus membayar tiket seharga MYR 2 per orang.
|
Jadwal Bus 19 Panorama Melaka |
Menikmati Batu Caves
Menuju Terminal Bersepadu Selatan (TBS) dari Melaka Sentral
Dari Bangunan Merah, kami berencana melanjutkan perjalanan ke arah Batu Caves dan Kuala Lumpur.
Setelah turun di Melaka Sentral, kami berjalan ke arah terminal bus antar negeri, untuk membeli tiket menuju Terminal Bersepadu Selatan (TBS). Ada beberapa armada yang tersedia, dan kita bisa memilih yang harga dan jamnya sesuai. Saat itu kami memilih bus KKKL pukul 13.30, dengan harga MYR 23,4 per orang.
|
Menuju ke Terminal Bus Antar Negeri |
|
Bus KKKL yang akan kami naiki |
|
Tiket Bus KKKL |
Kita bisa duduk berdasarkan nomor tempat duduk yang tercantum di kursi. Bus ini lumayan nyaman, dengan kursi yang empuk, sandaran kaki, AC, dan kabin di atas kepala. Perjalanan yang lumayan panjang, yaitu
sekitar 2 jam, kami manfaatkan untuk beristirahat dan melepas lelah.
|
Busnya sangat nyaman |
Mencari Stasiun Komuter Terminal Bersepadu Selatan (TBS)
Sesampainya di Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang terletak di Bandar Tasik Selatan, Kuala Lumpur, kami naik ke lantai atas dan belok ke kanan menuju Stasiun Komuter TBS. Jika merasa ragu, kalian bisa bertanya kepada para petugas yang berjaga mengenai lokasi stasiun komuter ini.
|
Terminal Bersepadu Selatan (TBS) |
Naik Komuter Keretapi Tanah Melayu (KTM) Menuju Batu Caves
Dari Stasiun Komuter Terminal Bersepadu Selatan (TBS), kami membeli tiket komuter ke Batu Caves yang terletak di Selangor, seharga MYR 2,4 per orang. Meskipun dari TBS ke Batu Caves kita harus oper komuter, tapi tiketnya tetap jadi satu kok. Setelah membeli tiket, kami dipersilakan menunggu di Platform 2. Dari sini, kami naik komuter KTM Sungai Gadut – Rawang lalu turun di Stasiun Komuter KL Sentral.
|
Platform 2 |
Dari Stasiun Komuter KL Sentral, kami oper ke komuter KTM Pel. Klang – Batu Caves lalu turun di Stasiun Komuter Batu Caves.
|
Peron Stasiun Komuter KL Sentral |
|
Bagian dalam Keretapi Tanah Melayu (KTM) |
Dari Stasiun Komuter Batu Caves ini, kami hanya tinggal berjalan beberapa meter saja untuk bisa masuk ke area Batu Caves. Tak perlu takut
nyasar karena dari jauh saja Patung Hanuman dan Dewa Murugan sudah terlihat.
|
Patung Hanuman |
|
Patung Dewa Murugan |
Di area ini, kami terlebih dahulu berpose di bawah Patung Hanuman. Setelah itu, kami tinggal berjalan beberapa meter ke arah pintu masuk Temple Cave, yang merupakan gua utama di Batu Caves, dengan patung Dewa Murugan yang menjulang tinggi di depannya.
Ketika ingin berpose di depan patung Dewa Murugan, wajib hati-hati karena banyak burung dara beterbangan yang bisa poop kapan saja. Kalau tidak hati-hati, bisa dapat
jackpot dari burung-burung ini.
Untuk menuju ke ruang utama dari Temple Cave, kami harus menaiki tangga, yang katanya berjumlah 272. Dengan
backpack di punggung kami, rasanya perjalanan ini terasa tidak ada habisnya. Apalagi kaki kami telah sangat lelah setelah seharian berkeliling di sekitar Bangunan Merah.
Menuju Kuala Lumpur
Selesai menikmati Batu Caves, kami kembali ke Stasiun Komuter Batu Caves dan membeli tiket ke Stasiun Komuter Kuala Lumpur seharga MYR 2 per orang. Kami menuju ke peron dan naik komuter KTM Batu Caves – Pel. Klang kemudian turun di Stasiun Komuter Kuala Lumpur.
Pengalaman Pertama Naik GoKL (Go KL)
Keluar dari Stasiun Komuter Kuala Lumpur, kami merasa sedikit galau. Suasana sudah gelap dan tanda ataupun petunjuk arah tidak begitu kelihatan. Kami keluar dan turun mengikuti semacam
shelter. Kami harus mencari
Halte GoKL Pasar Seni yang ada di Jalan Hang Kasturi, tapi benar-benar tidak ada panah atau petunjuk arah.
Baca juga:
CARA NAIK BUS GRATIS GOKL (GO KL) DI KUALA LUMPUR
Akhirnya, kami bertanya kepada seorang lelaki yang ada di sekitar situ dan kami diantarkan langsung ke Halte GoKL Pasar Seni.
Karena ingin mencari lokasi hostel kami yang berada di Bukit Bintang, kami naik GoKL Pasar Seni – Bukit Bintang (Purple Line), untuk seharusnya turun di Halte GoKL Bukit Bintang, di Jalan Sultan Ismail.
Namun, karena saat itu malam hari dan kami tidak tahu seperti apa bentuk halte GoKL, kami benar-benar bimbang. Apalagi
bus ini tidak dilengkapi petunjuk tulisan ataupun suara seperti yang ada di Mass Rapid Transit (MRT) di Singapura. Di beberapa bagian bus kalian bisa menemukan beberapa tombol untuk memberi tahu sopir saat kita hendak turun. Namun, karena tidak tahu harus turun di mana, kami bahkan tidak tahu harus berbuat apa.
Baca juga:
CARA NAIK MASS RAPID TRANSIT (MRT) DI SINGAPURA (SINGAPORE)
Akhirnya kami bertanya kepada seorang penumpang dan dia memberitahu bahwa kami harus turun di Halte GoKL Starhill Gallery jika ingin ke Jalan Bukit Bintang. Kami akhirnya turun di halte tersebut (sebenarnya bukan halte, tapi lebih seperti pelataran tepat di depan bangunan Starhill Gallery).
Dan ternyata, hostel kami masih lumayan jauh dari situ. Orang yang memberitahu kami tadi tidak salah
sih karena Starhill Gallery memang juga berada di Jalan Bukit Bintang. Hanya saja, Jalan Bukit Bintang ini sangat panjang dan hostel kami ternyata terletak di seberang. Setelah bertanya sana sini, kami akhirnya bisa menemukan hostel kami yang letaknya tak jauh dari McD di Jalan Sultan Ismail. Dan dari situ pula kami pelajari bahwa kami seharusnya turun di Halte GoKL Bukit Bintang, di Jalan Sultan Ismail, tak jauh dari situ.
Check-In di Paradiso Hostel Bukit Bintang
Setelah menemukan
Hostel Paradiso yang beralamat di 118B, Jalan Bukit Bintang, 55100 Kuala Lumpur, kami segera
check-in. Dan di luar ekspektasi kami, ternyata petugas hostelnya malam itu kebetulan adalah orang Indonesia. Karena saat itu sedang
low season sehingga banyak kamar kosong, dia menawarkan kepada si kembar untuk tidur di
dorm wanita. Kami pun menyetujuinya meskipun si kembar harus terpisah dengan suami kembar B dan harus
menyerahkan uang untuk deposit dua kunci sebesar MYR 20 per kunci.
Baca juga:
REVIEW PARADISO BED & BREAKFAST: HOSTEL MURAH DI BUKIT BINTANG, KUALA LUMPUR, MALAYSIA
Sangat kelelahan, kami memutuskan untuk istirahat sejenak, sebelum kemudian mandi dan salat Magrib. Sekitar pukul 20.00 kami keluar dan makan di McD di sebelah. Karena kami baru menukarkan uang kemarin ketika baru tiba di Malaysia, kami menjadi merasa kaya mendadak. Dan waktu makan itu, kami sedikit kalap sehingga memesan sangat banyak makanan. Selesai makan, kami kembali ke hostel, lalu salat, kemudian tidur.
Artikel terkait:
CARA MEMESAN HOTEL DI TRAVELOKA
TRAVELING SINGAPURA (SINGAPORE) – MALAYSIA MELALUI DARAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar