Jumat, 19 Desember 2014

BACKPACKING MURAH PACITAN 2 HARI 3 MALAM (2D3N): HARI KEDUA (18 OKTOBER 2014)



Hari:   Pertama   Ketiga   




Perjalanan bus memakan waktu sekitar 6 jam. Kami sampai di terminal Pacitan sekitar pukul 5. Setelah salat Subuh di musala terminal yang kurang terawat, kami sempatkan untuk narsis sebentar.

terminal pacitan

Selang berapa waktu kemudian, dua orang tukang ojek menawarkan jasanya untuk mengantarkan kami. Mereka meminta ongkos 15.000 per motor (per Oktober 2014). Okelah, lumayan. Selain itu, kami juga tidak punya alternatif kendaraan lainnya untuk menuju ke homestay. Kami pun menyewa dua motor.

Jumat, 21 November 2014

BACKPACKING MURAH PACITAN 2 HARI 3 MALAM (2D3N): HARI PERTAMA (17 OKTOBER 2014)



Hari:   Kedua   Ketiga   




Traveler: Kembar A dan Suami Kembar A
Starting Point: Surabaya

Sebelum berangkat ke Pacitan, kami sempat bimbang mengenai moda transportasi yang akan kami pilih: kendaraan umum atau motor. Karena kami belum mengetahui medan menuju Pacitan, rasanya kendaraan umum jauh lebih aman. Dan karena tidak tersedia kereta yang langsung menuju Pacitan, bus menjadi satu-satunya jawaban.

Ternyata, hanya ada satu bus jurusan Surabaya – Pacitan, dengan 3 jadwal pemberangkatan: pukul 9 pagi, pukul 6 sore, dan pukul 11 malam. Info ini bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi, ada baiknya kalian tidak langsung pergi ke Terminal Purabaya (Bungurasih) tapi mencari informasi yang paling aktual terlebih dahulu.

Karena masih harus bekerja di siang hari, kami memutuskan untuk berangkat menggunakan bus malam. Dengan membawa ransel masing-masing, kami berangkat menggunakan motor untuk kemudian diparkir di Terminal Bungurasih. Kami juga menitipkan helm kami di tempat yang sama.

Kamis, 23 Oktober 2014

TRAVELING SERU KE AIR TERJUN TANCAK JEMBER (20 SEPTEMBER 2014)

Traveler: Kembar A dan Suami Kembar A
Starting Point: Rambipuji, Jember


Berangkat ke Air Terjun Tancak dari Rambipuji


Sebenarnya, malam sebelum hari H, suamiku masih ragu apakah akan mengabulkan keinginanku untuk pergi ke air terjun Tancak atau tidak. Pasalnya, dia belum pernah ke sana sebelumnya dan itu membuatnya sedikit takut karena merasa tak mengenal medan. Akhirnya dengan sedikit paksaan, dia pun mau.

Kami berangkat dari rumah suamiku di daerah Rambipuji. Kendaraan yang kami gunakan adalah motor Beat. Sebenarnya jika tidak tahu medan, motor seperti ini bisa berbahaya. Apalagi, jika bannya sudah ban tambalan. Jika kena lubang sedikit saja, bisa bocor. Tapi, dengan mengucap Bismillah, kami akhirnya berangkat.

Jumat, 18 Juli 2014

PERJALANAN TAK TERENCANA KE PULAU BALI 4 HARI 3 MALAM (4D3N): HARI KEEMPAT (17 FEBRUARI 2014)



Hari:   Pertama   Kedua   Ketiga



Mampir Sebentar di Pantai Legian dan Pantai Seminyak


Hari ini hari terakhir kami di Bali. Dan itu juga berarti kami harus meninggalkan penginapan kami hari ini. Kami juga harus mengembalikan motor kami hari ini, yaitu pukul 07.00. Suami membangunkanku pagi-pagi sekali. Katanya, kami bisa keliling Bali pagi-pagi sebelum motor dikembalikan. Setelah salat, mandi, dan sedikit mencicil packing, kami keluar dengan motor kami menuju ke Pantai Kuta. Untung hujan yang turun sejak sangat pagi tadi kini sudah mereda.

Masih sepi sekali. Tampak beberapa bule tengah lari pagi di beberapa titik di sekitar Pantai Kuta. Kami tidak mampir ke pantai ini, tapi lanjut ke pantai lain yang masih berada di satu garis pantai, yaitu Pantai Legian. Berbeda dengan Pantai Kuta yang pasirnya putih, Pantai Legian ini memiliki pasir yang berwarna coklat. Saat itu masih sangat sepi. Kami berfoto sebentar sambil menikmati pantai dan debur ombaknya yang ringan.

Pantai Legian

Rabu, 18 Juni 2014

PERJALANAN TAK TERENCANA KE PULAU BALI 4 HARI 3 MALAM (4D3N): HARI KETIGA (16 FEBRUARI 2014)



Hari:   Pertama   Kedua   Keempat



Batal Pulang ke Surabaya


Seperti telah kami sebutkan sebelumnya, kami sebenarnya juga tidak yakin kapan mau pulang dari Bali. Sebelum berangkat dari Jember, sebenarnya aku sempat mendapatkan telepon dari Surabaya yang mengharapkan aku untuk bisa berada di Surabaya pada Senin, 16 Februari 2014, yaitu hari ini. Namun, rencana ini terpaksa tidak bisa terpenuhi karena berdasarkan laporan yang kami baca dari internet, beberapa bandara masih ditutup sebagai dampak dari letusan Gunung Kelud, termasuk Bandara Ngurah Rai dan Bandara Juanda. Di lain sisi, sepertinya perjalanan darat pun tidak memngkinkan karena akan memakan waktu dan tenaga. Jadi, kami memutuskan untuk menunggu hingga esok hari siapa tahu kedua bandara tersebut sudah bisa dibuka.

Sabtu, 17 Mei 2014

PERJALANAN TAK TERENCANA KE PULAU BALI 4 HARI 3 MALAM (4D3N): HARI KEDUA (15 FEBRUARI 2014)



Hari:   Pertama   Ketiga   Keempat



Keluar dari Penginapan di Poppies Lane 2


Suasana Pagi di Ronta Bungalows


Pagi itu, setelah bangun dan mempersiapkan diri, rasanya kami masih belum ingin keluar dari penginapan karena badan masih terasa pegal. Kami masih sempat duduk-duduk di teras di luar kamar dan menikmati suasana pagi yang masih sejuk.

Ronta Bungalows
Terasnya merangkap tempat menjemur pakaian

Kamis, 24 April 2014

PERJALANAN TAK TERENCANA KE PULAU BALI 4 HARI 3 MALAM (4D3N): HARI PERTAMA (14 FEBRUARI 2014)



Hari:   Kedua   Ketiga   Keempat



Traveler: Kembar A dan Suami Kembar A
Starting Point: Rambipuji, Jember


Memulai Perjalanan dari Rambipuji Jember


Perjalanan kami ke Bali ini sebenarnya sangatlah mendadak. Malam sebelumnya, Gunung Kelud meletus dan dari kabar yang kami terima, telah terjadi hujan abu di beberapa tempat, termasuk Surabaya. Entah karena tak bisa membayangkan harus berhadapan dengan hujan abu tersebut, atau karena ingin memberiku surprise, suamiku menawarkan untuk jalan-jalan ke Bali.

Kami berangkat agak siang sekitar pukul 10.00. Kami diantar oleh saudara kami hingga ke tempat kami bisa mencegat angkot di dekat Balai Desa Gumelar, Rambipuji. Rencananya, kami akan ke Terminal Tawang Alun dan naik bus menuju Bali. Tapi bayangan naik bus untuk jarak yang jauh membuat kepala kami pening. Hahaha.

Suamiku akhirnya berinisiatif agar kami naik angkot saja ke stasiun Rambipuji, lalu membeli tiket ke Stasiun Banyuwangi Baru. Namun, dengan alasan efektivitas waktu, alih-alih naik angkot ke Stasiun Rambipuji, kami langsung naik angkot menuju Terminal Tawang Alun untuk kemudian oper angkot jurusan Stasiun Jember. Sebenarnya kami masih belum yakin tentang masih ada atau tidaknya tiket ke Banyuwangi ini. Jadi ini memang sedikit gambling. Tapi seandainya kehabisan tiket pun kami kan tetap masih bisa naik bus walaupun mungkin sedikit ribet.