Sabtu, 23 Desember 2017

PENGALAMAN TRANSIT DAN MENGINAP DI BANDARA CHANGI, SINGAPURA (SINGAPORE)

Transit apalagi harus menginap di bandara tentu seringkali menjadi masalah dan menimbulkan ketakutan-ketakutan tersendiri. Apalagi jika berkaitan dengan kenyamanan dan fasilitas yang ada di bandara tersebut serta budget yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan selama transit tersebut. Namun, jika harus transit dan menginap di Bandara Changi, kalian tak perlu khawatir karena bandara ini sangat ramah bagi siapapun yang harus transit dan menginap di sana, khususnya para budget traveler. Ada fasilitas Snooze Lounge gratis yang telah tersedia di semua terminal di bandara tersebut, yang tentu saja akan sangat membantu menghemat budget traveling kalian.

Pada perjalanan kami ke Thailand pada 2016 lalu, kami harus transit ke Singapura terlebih dahulu. Dan transit ke Singapura ini terjadi dua kali, yaitu saat kami akan berangkat dari Surabaya menuju Phuket dan saat kami akan pulang dari Bangkok menuju Surabaya.

Pengalaman Tidur di Bandara Changi Singapura Terminal 1


Pesawat pertama kami tiba di Singapura pada sekitar pukul 00.05 waktu setempat dan jadwal berangkat kami ke Phuket juga sangat pagi, yaitu pukul 08.20. Itu artinya, kami memang mau tak mau harus tidur di Changi Airport.

Selasa, 05 Desember 2017

REVIEW LIYER HOUSE: GUESTHOUSE SUPER NYAMAN DI PEDESAAN UBUD

Setelah menjadi salah satu setting dari film Julia Roberts yang berjudul "Eat, Pray, Love", nama Ubud menjadi semakin terkenal. Mungkin sebelum adanya film itu, tidak banyak orang yang menjadikan lokasi ini sebagai destinasi wisata utama mereka. Dan jujur saja, aku termasuk salah satu di antara orang-orang yang baru mengenal nama daerah ini dari film itu, dan segera terinspirasi untuk suatu hari pergi ke sana.

Pada bulan Agustus 2017 lalu, kami akhirnya berkesempatan untuk mengunjungi Bali dengan Ubud sebagai salah satu tujuan kami. Waktu itu, kami menginap semalam di Ubud, setelah sebelumnya menghabiskan dua malam di Kuta.

Hotel yang kami pilih waktu itu adalah Liyer House, sebuah guesthouse yang berada di Jalan Raya Pengosekan. Kami menemukan hotel itu pertama kali via Traveloka. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari situs resmi penginapan tersebut, kami mengetahui bahwa penginapan itu merupakan rumah dari almarhum Ketut Liyer, tokoh ahli pengobatan dalam film Eat, Pray, Love. Tanpa pikir panjang, aku dan suami pun segera memutuskan untuk menginap di sana.

Waktu itu, kami tidak memilih kamar termurah. Kami memilih Deluxe Double Room seharga IDR 502.000/malam (per 17 Agustus 2017). Harga tersebut sudah termasuk sarapan.

Lokasinya bisa ditempuh sekitar 1,5 – 2 jam baik dari arah Kuta maupun dari arah Danau Bratan, Bedugul. Aksesnya cukup mudah karena meskipun medannya menanjak, tapi aspalnya mulus dan jalannya cukup lebar.