Kamis, 04 Juli 2019

BIAYA LIBURAN DAN WISATA KULINER SURAKARTA (SOLO) 3 HARI 3 MALAM (3D3N): 18 – 20 FEBRUARI 2019

Biaya liburan dan wisata kuliner kami ke Surakarta (Solo) adalah sebagai berikut:

Pengeluaran
Jumlah
GoCar ke Stasiun Gubeng
IDR 15.000
Sewa motor (2 hari)
IDR 300.000
Deposit Pop Hotel Solo (2 kunci)
IDR 100.000
Tengkleng Klewer Bu Edi (5 porsi tengkleng, 4 gelas es teh)
IDR 162.000
Parkir Tengkleng Klewer Bu Edi (2 motor)
IDR 4.000
Timlo Sastro (4 porsi timlo komplit, 2 nasi putih, 4 gelas teh anget, 6 kerupuk)
IDR 108.000
Kopi di hotel
IDR 30.000
Nasi Liwet Bu Wongso Lemu (2 porsi liwet sayap, 1 porsi liwet dada, 1 porsi liwet suwiran, 1 gelas jeruk panas, 3 gelas teh panas, 4 kerupuk)
IDR 118.000
Parkir Nasi Liwet Bu Wongso Lemu (2 motor)
IDR 4.000
Bensin (2 motor)
IDR 40.000
Parkir Gelora Manahan
IDR 2.000
Tahu Kupat (4 porsi tahu kupat, 3 gelas es teh, 1 kerupuk)
IDR 47.000
Parkir Tahu Kupat (2 motor)
IDR 4.000
Belanja di toko dekat hotel
IDR 35.500
Parkir Pasar Klewer (2 motor)
IDR 4.000
Uang sukarela untuk foto dengan prajurit
IDR 10.000
Tiket Keraton Surakarta (4 orang)
IDR 40.000
Parkir Pasar Gede (2 motor)
IDR 4.000
Dawet Telasih Bu Dermi (6 porsi)
IDR 54.000
Brambang Asem Yu Sum (4 porsi brambang asem, 2 porsi jajan pasar)
IDR 30.000
Air mineral di toko dekat hotel
IDR 3.500
Sate Buntel Tambak Segaran (2 porsi sate buntel, 1 porsi gule, 3 nasi putih, 1 nasi goreng kambing, 2 gelas gula asem, 1 gelas es teh, 1 gelas es jeruk)
IDR 228.000
Leker Gajahan Bapak Fathoni (4 coklat, 4 coklat keju)
IDR 40.000
Parkir Sate Buntel Tambak Segaran (2 motor)
IDR 4.000
Bakso Titoti
IDR 99.000
Parkir Bakso Titoti (2 motor)
IDR 4.000
Wedangan (4 gelas kopi, 2 jajan)
IDR 14.000
Parkir wedangan (2 motor)
IDR 4.000
Roti goreng (10 buah)
IDR 6.000
Parkir kolam renang (2 motor)
IDR 4.000
Tiket kolam renang (3 orang)
IDR 45.000
Warung Selat Mbak Lies (4 porsi selat bistik, 3 gelas teh anget, 4 jajan)
IDR 104.000
Parkir Warung Selat Mbak Lies ( 2 motor)
IDR 4.000
Serabi Notosuman (2 campur, 1 putih)
IDR 50.000
Parkir Serabi Notosuman
IDR 4.000
Tahu Kupat (4 porsi tahu kupat, 3 gelas es teh, 1 kerupuk)
IDR 51.000
Tiket Museum Sangiran (4 orang)
IDR 20.000
Parkir Museum Sangiran (2 motor)
IDR 4.000
Warung di Museum Sangiran (4 gelas kopi, 2 pop mi)
IDR 30.000
Souvenir
IDR 25.000
Bensin (1 motor)
IDR 15.000
Solo's Bistro
IDR 137.000
Parkir Solo's Bistro
IDR 5.000
Perpanjangan sewa motor (4 jam per motor, dibulatkan)
IDR 30.000
GoCar dari Stasiun Gubeng
IDR 15.000
TOTAL
IDR 2.057.000
Biaya per orang
IDR 514.250

Biaya tersebut belum termasuk biaya yang sudah terbayar sebelum traveling, yaitu:

Kereta
Tiket Kereta Api Pasundan jurusan Surabaya - Surakarta, 4 orang
IDR 352.000
Tiket Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan jurusan Surakarta - Surabaya, 4 orang
IDR 392.000
Penginapan
Pop Hotel Solo, 2 hari, 2 kamar
IDR 1.300.000
TOTAL

IDR 2.044.000
Biaya per orang

IDR 511.000



ITINERARY LIBURAN DAN WISATA KULINER SURAKARTA (SOLO) 3 HARI 3 MALAM (3D3N): 18 – 20 FEBRUARI 2019




SENIN, 18 FEBRUARI 2019


- Berangkat ke Stasiun Gubeng dengan GoCar
- Kereta Pasundan jurusan Surakarta berangkat
- Tiba di Stasiun Purwosari, Surakarta
- Jalan kaki menuju Setasiun Motorent
- Melakukan pembayaran sewa motor untuk dua hari
- Makan tengkleng di Tengkleng Klewer Bu Edi
- Check-in di Pop! Hotel Solo
- Mandi, istirahat, salat di hotel
- Makan timlo di Timlo Sastro
- Kembali ke hotel, istirahat, salat
- Makan nasi liwet di Nasi Liwet Bu Wongso Lemu
- Kembali ke hotel, tidur


SELASA, 19 FEBRUARI 2019


- Bangun, salat Subuh
- Lari pagi di Stadion Gelora Manahan
- Sarapan tahu kupat di Tahu Kupat Pak Hadi
- Kembali ke hotel, mandi
- Menuju Keraton Surakarta
- Eksplorasi Keraton Surakarta
- Minum dawet telasih di Dawet Telasih Bu Dermi, Pasar Gede
- Makan brambang asem dan lenjongan di Lenjongan Yu Sum, Pasar Gede
- Kembali ke hotel, salat, tidur
- Makan leker di Leker Gajahan
- Makan sate buntel di Sate Tambak Segaran
- Kembali ke hotel, salat
- Makan bakso di Bakso Titoti
- Minum kopi di wedangan
- Kembali ke hotel, tidur

RABU, 20 FEBRUARI 2019


- Renang di Bengawan Sport Centre
- Sarapan selat di Warung Selat Mbak Lies
- Kembali ke hotel, mandi, nyicil packing
- Beli serabi di Serabi Notosuman
- Makan siang tahu kupat di Tahu Kupat Pak Hadi
- Kembali ke hotel, mandi, salat, check-out
- Memperpanjang sewa motor ke Mbak Ayu (Setasiun Motorent)
- Naik motor menuju Museum Manusia Purba Sangiran di Sragen
- Tiba di Museum Manusia Purba Sangiran di Sragen
- Minum kopi dan makan indomie di Museum Manusia Purba Sangiran
- Eksplorasi Museum Manusia Purba Sangiran
- Foto di jembatan unik di Museum Manusia Purba Sangiran
- Membeli oleh-oleh khas Museum Manusia Purba Sangiran
- Naik motor kembali ke Surakarta
- Makan malam di Solo’s Bistro
- Mengembalikan motor
- Jalan kaki menuju Stasiun Purwosari
- Istirahat dan salat di stasiun
- Kereta Gaya Baru Malam Selatan jurusan Surabaya berangkat


LIBURAN DAN WISATA KULINER SURAKARTA (SOLO) 3 HARI 3 MALAM (3D3N): HARI KETIGA (20 FEBRUARI 2019)

Sebagai bagian dari "living like a local", kami mengagendakan untuk renang dalam trip kami kali ini, terinspirasi dari perjalanan kami ke Semarang beberapa bulan lalu. Karena tidak ada kolam renang di hotel tempat kami menginap (dan jika berenang di Harris Hotel yang ada di sebelahnya tentu sangat mahal) kami mencari info tempat renang yang ada di Kota Surakarta.

Akhirnya, kami pun menemukan kolam renang yang agak jauh dari hotel, yaitu di Bengawan Sport Centre yang terletak di Jl. HOS Cokroaminoto, yang jaraknya sekitar 7 kilometer dari hotel kami.

Kami berangkat sekitar pukul enam pagi. Kami hanya bertiga karena Suami Kembar B masih ingin tidur-tiduran di hotel. Dalam perjalanan, kami menemukan ada penjual roti goreng di pinggir jalan. Kami membeli beberapa roti untuk sekadar pengganjal perut.

Kami tiba di tempat renang sekitar 15 menit kemudian. Tiket masuknya cukup murah yaitu IDR 15.000.

Untuk berenang di kolam dewasa, kalian diwajibkan memakai baju renang. Dan jika tidak mengenakan baju renang, kalian masih bisa berenang di kolam anak.

Karena tidak membawa baju renang, Kembar B akhirnya berenang di kolam anak ditemani oleh Kembar A sementara suami Kembar A berenang di kolam dewasa.

Kami berenang di situ selama hampir dua jam. Kami sebenarnya sedikit lupa waktu hingga akhirnya Suami Kembar B menghubungi dari hotel, mengatakan kalau dia sudah kelaparan. Wkwkwk.

Kami akhirnya segera membersihkan badan dan berganti pakaian kemudian bergegas menuju Warung Selat Mbak Lies yang memang sudah ada dalam itinerary kami.

Jarak warung ini dari kolam renang tadi adalah sekitar 6 kilometer. Google Maps membawa kami ke sebuah gang kecil yang sempat membuat kami berpikir kami salah arah. Ternyata benar, warung selat ini ada di sebuah gang kecil.

Kami memarkir motor di area sebelah warung. Warung Selat Mbak Lies ini memiliki dua bangunan yang saling berhadapan. Seorang bapak mempersilahkan kami ke suatu bangunan yang tampak lebih baru dan bersih karena bangunan yang lama masih dipel. Maklum, masih pagi. Kami memang pengunjung pertama saat itu.

Kami kemudian memesan 3 porsi selat untuk dimakan di situ dan 1 untuk dibungkus. Overall, kami suka dengan makanan ini. Memang cukup manis untuk lidah Jawa Timur, tapi makanan yang disajikan dalam satu porsi tersebut terasa sangat pas dan nikmat.

Selesai makan dan membayar, kami segera cabut. Namun, dalam perjalanan kembali ke hotel, kami sempatkan untuk melipir ke Benteng Vastenburg yang juga telah menjadi bagian dari itinerary kami, yang kebetulan lokasinya tak jauh dari satu dan berada searah dengan jalur pulang kami. Kami hanya berfoto di depan bangunan tersebut karena rupanya pintu gerbangnya dikunci dan memang sepertinya area ini tidak untuk dimasuki. Dari sini, kami bergegas kembali ke hotel.

Setibanya di hotel, kami segera menyicil packing karena kami akan check-out hari ini pukul 12.00. Setelah sedikit berdandan, sekitar pukul 10.00 kami keluar lagi. Tujuan kami kali ini adalah membeli serabi di Serabi Notosuman.

Lagi dan lagi, kami menggunakan Google Maps untuk menuju Serabi Notosuman. Di area tokonya, ada tempat khusus dimana kita bisa melihat karyawan yang sedang membuat serabi. Cukup unik untuk disaksikan.

Untuk membeli serabi, kalian harus masuk ke dalam toko. Kami membeli serabi campur, coklat dan original. Dan ternyata, serabinya uenak banget. Bikin pengen makan lagi dan lagi. Menurut kami berempat, serabi original jauh jauh lebih enak dan lebih recommended daripada serabi coklat. Kami hanya mencicip sedikit dan sisanya akan kami makan nanti dalam perjalanan.

Dari Serabi Notosuman, kami sempat galau, mau makan siang sekarang atau nanti mengingat saat itu masih pukul 11 lebih. Karena kami akan melakukan perjalanan ke Museum Manusia Purba Sangiran di Sragen setelah ini, kami memutuskan untuk memajukan jadwal makan siang kami.

Kebetulan dalam perjalanan menuju Serabi Notosuman tadi, kami melewati warung Tahu Kupat yang kemarin. Suami Kembar A memberi ide makan di situ dan kami semua mengiyakannya. Tahu Kupat ini termasuk makanan favorit kami sejauh ini dan yang pasti, harganya murah, yaitu hanya IDR 9.000 per porsi.

Selesai makan, kami kembali ke hotel. Kami sempatkan untuk mandi biar segar kembali dan menunggu azan agar bisa salat Zuhur di hotel. Setelah itu, kami baru check-out.

Sebelumnya, kami berencana untuk mengembalikan motor dan naik kendaraan umum ke Sragen. Namun, menimbang sulitnya kendaraan umum ke sana ditambah cuaca yang sedikit kurang mendukung, kami memutuskan untuk menambah masa sewa motor yang perhitungannya adalah 4.000 per jam per motor selama tidak lebih dari 6 jam. Jika lebih dari 6 jam akan dihitung sewa 1 hari.

Kami sempatkan mampir ke tempat Mbak Ayu tapi dia bilang "dikabari lewat whatsapp saja sudah cukup sebenarnya".

Dari tempat Mbak Ayu kami langsung menyalakan Google Maps dan melaju ke arah Museum Manusia Purba Sangiran. Di awal-awal perjalanan, kami masih dilewatkan di jalan besar yang banyak dilalui kendaraan umum. Mendekati lokasi, Google Maps membawa kami melalui jalan-jalan kecil pedesaan yang membelah persawahan, terhindarkan dari jalur yang ramai. Beberapa kali kami sempat berpikir kami tersasar, tapi Alhamdulillah ternyata Google Maps membawa kami di jalur yang tepat.

Kami akhirnya tiba di museum dalam waktu kurang lebih 1 jam. Kami langsung membayar tiket di pintu masuk. Di area museum, sudah terparkir beberapa bus pariwisata dari berbagai kota. Namun, secara keseluruhan, situasi relatif tidak terlalu ramai.

Para suami meminta istirahat terlebih dahulu di sebuah warung di area museum tersebut. Sementara Si Kembar hanya memesan kopi, para suami memesan kopi dan indomie plus telur. Harga makanannya terbilang murah mengingat ini adalah tempat wisata, dan yang pasti terdapat daftar makanan dengan rincian harga yang jelas jadi kami tidak takut kena zonk.

Selesai makan, kami masuk ke dalam museum. Ada pemeriksaan tiket di awal. Setelah itu, kami dibawa melewati lorong untuk menuju ruangan-ruangan di museum tersebut.

Dari lorong ini, kalian bisa melihat jembatan unik berbentuk tulang. Kalau ingin foto, segera berfoto saja karena kalau sudah memutar dan keluar lewat pintu keluar, kalian harus kembali ke pemeriksaan tiket di awal tadi karena tidak ada akses lain untuk menuju jembatan. Jembatan ini membawa ke area penjualan souvenir juga lho jadi kalau ingin membeli souvenir ya sekalian saja.

Setelah puas mengeksplorasi museum, berfoto-foto sekaligus membeli souvenir, kami segera cabut. Masih belum lama meninggalkan museum, gerimis mulai turun. Kami segera menepi dan memakai jas hujan. Semula kami berniat untuk berteduh tapi hujan malah semakin deras dan sepertinya tidak akan reda dalam waktu dekat.

Kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Karena tidak bisa lagi menggunakan handphone untuk melihat Google Maps, kami sempat bertanya kepada dua orang yang kami temui.

Alhamdulillah, dengan waktu yang lebih lama daripada saat berangkat tadi, berbekal arahan dari dua orang baik yang kami temui tadi, kami akhirnya bisa kembali ke Kota Surakarta dengan selamat dan cukup basah kuyup.

Kereta kami, yaitu Kereta Gaya Baru Malam Selatan jurusan Surabaya, baru akan datang sekitar pukul 20.00 dan saat itu masih belum ada pukul 1800. Kami sempat bingung mau kemana. Di tengah kegalauan, kami berbelok ke Taman Sriwedari berniat untuk sekadar makan atau bersantai, bermodal dengan gambaran mental di otak kami mengenai Taman Sriwedari yang didasarkan pada lagu Malik and D'Essentials.

Sayangnya, kami justru kecewa berat. Taman Sriwedari tampak tak terawat, kotor, dan bahkan bisa dibilang jorok. Apalagi dalam situasi hujan seperti itu. Si Kembar langsung merengek untuk segera meninggalkan tempat itu.

Kami segera browsing tempat makan yang kiranya enak dan nyaman, yang lokasinya tak jauh dari situ karena saat itu hujan masih terus mengguyur. Akhirnya pilihan jatuh di Solo's Bistro.

Tanpa menunggu lebih lama, kami pun cabut. Dalam waktu kurang dari 5 menit, kami telah tiba di Solo's Bistro.

Kami masuk dan segera memesan makanan. Sembari menunggu pesanan kami datang, kami juga memanfaatkan waktu untuk salat Asar dan sekaligus sedikit mengeringkan diri.

Ketika makanan kami tiba, kami segera makan dengan lahapnya. Makanannya enak dan harganya cukup terjangkau untuk kelas restoran seperti ini. Apalagi perut kami juga kelaparan setelah kena guyuran hujan sejak tadi.

Selesai makan dan membayar, kami masih bersantai sejenak. Kami menunggu hujan sedikit lebih reda sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan. Kami sedikit ngebut menuju ke tempat Mbak Ayu. Kebetulan Mbak Ayu sedang ada di depan rumah jadi kami yang sudah menggigil kedinginan ini tak perlu menunggu terlalu lama.

Dari jadwal pengembalian, kami hanya molor 4 jam jadi untuk dua motor itu kami hanya menambah IDR 32.000 yang sama Mbak Ayu dibulatkan menjadi IDR 30.000 saja.

Selesai mengembalikan kunci serta semua kelengkapan motor dan kartu identitas kami pun juga dikembalikan, kami segera berpamitan dan berlari kecil ke arah stasiun. Untung sudah ada jalur yang beratap dekat dengan pintu masuk stasiun jadi kami tak perlu terlalu lama kehujanan.

Waktu menunggu kereta yang masih cukup lama kami manfaatkan untuk berganti pakaian dan mengeringkan diri. Hujan tak kunjung berhenti, malah semakin deras. Kami bersyukur sekali sudah duduk nyaman di stasiun.

Kereta akhirnya datang pukul 20.00. Kami segera naik dan mencari tempat duduk kami. Tak berapa lama kami pun tertidur dalam perjalanan menuju Surabaya.