Menikmati Petronas di Siang Hari
Hari ini adalah hari terakhir kami di Malaysia. Seperti sebelumnya, kami bangun sangat pagi hari ini. Selain untuk menunaikan salat Subuh, kami juga ingin memastikan kembali bahwa barang-barang yang telah kami kemasi tadi malam telah sempurna dan tak ada satu pun yang tertinggal.
Setelah semua beres, si kembar dan suami kembar B janjian bertemu di lobi. Setelah memberikan kunci dan menandatangani sebuah kwitansi serta mendapatkan kembali deposit kunci senilai MYR 40 (MYR 20/kunci), kami akhirnya berpamitan ke petugas resepsionisnya dan pergi.
Karena tidak mau pusing-pusing memikirkan menu sarapan, kami memutuskan untuk mengunjungi ibu penjual makanan di depan 7-Eleven lagi. Dan menu yang kami pesan pun sama dengan kemarin.
Setelah makan, tanpa membuang waktu lagi kami segera berjalan ke halte GoKL (Go KL) yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari 7-Eleven. Karena penumpang berjubel, kami tidak berhasil naik GoKL pada kesempatan pertama. Tapi kami juga tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan kesempatan naik bus GoKL berikutnya.
Baca juga:
CARA NAIK BUS GRATIS GOKL (GO KL) DI KUALA LUMPUR
Kali ini kami berniat untuk sekali lagi mengunjungi Petronas, demi mendapatkan sensasi berfoto dengannya di pagi hari. Saat kami datang, suasana di pelataran depan Petronas masih sepi. Hanya ada segelintir orang yang juga sedang berfoto, dan di kejauhan, tampak rombongan orang berduyun-duyun masuk ke gedung perkantoran megah itu.
Mencari spot pemotretan yang bagus dari halaman depan memang lumayan sulit. Untuk mendapatkan gambar bangunan yang utuh, pemotret memang harus rela mengambil foto dari arah jalan raya. Karena kami tidak mau menyeberang, kami akhirnya bersusah payah berjongkok dan bahkan telentang di halaman untuk mendapatkan ujung dari tower kembar itu.
Suasana Petronas di siang hari |
Menuju Masjid Jamek dan Bangunan Sultan Abdul Samad
Selesai mengambil foto dan menikmati sejenak Petronas di pagi hari, kami segera melanjutkan perjalanan. Rencananya kami mau ke area Masjid Jamek hari ini, yang lokasinya tak begitu jauh dari Pasar Seni. Jadi, dari halte KLCC kami naik GoKL Green Line dan turun di Halte GoKL Bukit Bintang, kemudian oper GoKL Green Line dan turun di Halte GoKL Pasar Seni.
Saat kami turun dan masih kebingungan melihat peta, tiba-tiba ada seorang pria kurus menghampiri kami dan bertanya kami hendak kemana. Setelah kami bilang mau ke Masjid Jamek, dia memberi tahu arah ke tempat itu. Setelah pria itu pergi, kami melihat peta lagi dengan kebingungan. Rupanya pria tadi yang sudah masuk ke dalam bus GoKL, masih mengamati kami.. Dan menyadari kebingungan kami, dia turun dari bus, menghampiri kami lagi dan menawarkan untuk mengantar. Melihat kami ragu, dia menunjukkan tanda pengenalnya. Dan kami pun akhirnya mau. (Rute kami dari Pasar Seni menuju Masjid Jamek dengan berjalan kaki).
Dia mengantarkan kami hingga kami tiba di dekat masjid. Setelah kami berterima kasih, dia buru-buru pergi karena sepertinya dia masih akan berangkat kerja. Semoga kebaikannya dibalas oleh Allah. Hal-hal kecil seperti ini yang seringkali membuat perjalanan terasa lebih spesial dan memorable.
Masjid Jamek |
Rupanya Masjid Jamek saat itu masih direnovasi. Jadi, kami hanya bisa mengamati dari luar tanpa bisa masuk. Setelah selesai memotret masjid tersebut, kami kembali melihat peta dan meneruskan perjalanan kami ke arah tujuan selanjutnya, yaitu Bangunan Sultan Abdul Samad. Sekitar 200 meter dari masjid, kami sampai di perempatan. Di sini kami belok kiri, dan sampailah kami di Jalan Raja, kawasan pemerintahan Malaysia. Pertama kami berfoto di bangunan indah berkubah hitam tepat di belokan perempatan tadi.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke kompleks Bangunan Sultan Abdul Samad lainnya. Pada saat itu terdapat panggung yang didirikan tepat di depan Bangunan Sultan Abdul Samad sehingga kami tidak bisa mengambil gambar bangunan tersebut secara utuh dari seberang jalan (dari Lapangan Merdeka). Beberapa hari mendatang, warga Malaysia memang akan merayakan ulang tahun kemerdekaan negaranya.
Puas berfoto, kami melanjutkan perjalan lagi dan melewati bangunan unik bermotif garis merah muda dan putih. Bangunan itu adalah Muzium Tekstil Negara. Kami pun tak melewatkan kesempatan untuk memotret bangunan itu. Dan di sekitar bangunan itu, masih ada bangunan-bangunan lain yang menarik.
Muzium Teksil Negara |
Muzium Muzik |
Menuju KL Sentral
Karena sudah sangat kelelahan, akhirnya kami menyudahi eksplorasi kami di tempat itu dan memutuskan untuk langung ke terminal KL Sentral. Dari Muzium Tekstil Negara, kami masih harus berjalan cukup jauh ke arah selatan, sampai akhirnya kami menemukan halte GoKL di depan Kompleks Daya Bumi.
Dari peta yang ada di halte itu, kami baru menyadari bahwa ada dua rute lain yang tidak masuk itinerary kami. Sepertinya rute ini memang baru. Dan satu-satunya rute yang melewati tempat kami waktu itu adalah salah satu dari dua rute baru tersebut, yaitu Red Line.
Kami menunggu bus agak lama karena kami sempat kelewatan satu bus ini gara-gara keasyikan mengobrol sambil duduk-duduk di halte tersebut. Akhirnya kaki putuskan untuk berdiri dan menunggu dengan penuh konsentrasi. Bus kedua akhirnya datang dan kami segera naik. Sebelum sampai di halte tujuan kami, atau halte paling ujung dari bus ini, yaitu halte KL Sentral, ternyata kami cuma melewati satu halte saja, yaitu halte KTM Kuala Lumpur, sehingga perjalanan kami memang tidak butuh waktu lama.
Membeli Tiket dan Naik KLIA Ekspres
Turun dari GoKL, kami masuk ke terminal KL Sentral dan langsung menuju ke arah loket KLIA Ekspres. Tapi ternyata loketnya agak menyendiri. Loket yang berada di aula utama tersebut ternyata hanya melayani KLIA Transit. Setelah menemukan loketnya, kami segera membeli tiket KLIA Ekspres tujuan KLIA2. Pastikan dulu tujuan kalian, jangan sampai salah bandara. Tiket ini harganya MYR 35. Lumayan mahal, tapi memang wajar banget. Selain karena jarak tempuh yang lumayan jauh, juga karena kereta ini sangat nyaman dan bisa dibilang setara dengan kelas eksekutif kalau di Indonesia—lebih bagus malah.
Baca juga:
KLIA EKSPRES (EXPRESS) & KLIA TRANSIT: HARGA, RUTE, DAN JADWAL
Tiket KLIA Ekspres |
Selesai membeli tiket, kami segera masuk ke peron KLIA Ekspres. Tak perlu menunggu waktu lama karena frekuensi dari kereta ini sangat tinggi, yaitu sekitar 15 menit sekali.
Mengunjungi Sirkuit Sepang
Turun di KLIA2
Sebenarnya kami berencana untuk tidak langsung check-in, melainkan mampir sejenak ke Sirkuit Sepang. Karena ketidaktahuan tentang tempat itu, akhirnya kami langsung memilih KLIA2, sesuai dengan tiket penerbangan kami. Nah, setelah turun di stasiun KLIA Ekspres di Bandara KLIA2, kami bertanya ke petugas di pintu keluar mengenai bagaimana kami bisa menuju ke Sirkuit Sepang. Petugas berbahasa Melayu itu mengatakan bahwa akan lebih mudah bagi kami untuk kesana jika turun di Bandara KLIA, dan bukannya di KLIA2.
Petugas itu memberi tahu kami untuk naik lagi saja ke KLIA Ekspres jurusan Kuala Lumpur yang sebentar lagi akan tiba. Dan untungnya kami belum keluar dari peron stasiun sehingga kami tidak perlu membeli tiket lagi.
Peron Stasiun KLIA2 |
Turun di KLIA
Kami menunggu kereta dari arah Kuala Lumpur datang. Setelah semua penumpang keluar, karena KLIA2 merupakan stasiun paling ujung dari rute kereta ini, kami masuk kembali ke kereta mewah itu dan turun di stasiun KLIA.
Mencari dan Menawar Taksi
Keluar dari stasiun KLIA, kami langsung mencari taksi. Tawar menawar pun terjadi. Semua sopir membuka tarif di angka MYR 60. Kami pun menawar menjadi MYR 50 (sesuai dengan informasi yang telah kami kumpulkan dari internet sebelumnya). Akhirnya si sopir pun sepakat dengan harga itu untuk mengantarkan kami pergi-pulang KLIA-Sirkuit Sepang. Tapi sebelum naik, kami diharuskan membeli tiket taksi seharga MYR 2.
Konter tiket taksi |
Tiket taksi |
Si sopir sangat ramah dan di sepanjang perjalanan, dia mengajak kami bercerita dengan bahasa Melayu. Sopir itu juga mengatakan bahwa di KLIA ada bus shuttle milik supermarket Mitsui yang terletak tak jauh dari bandara KLIA. Bus itu mengantar jemput penumpang secara gratis dari dan ke Supermarket Mitsui, dan mempunyai frekuensi 20 menit sekali.
Si sopir juga memberi tahu kami bahwa jika ada balapan motoGP, akan ada bus shuttle juga dari dan ke bandara. Tapi pada hari biasa bus itu tidak beroperasi.
Sepanjang perjalanan itu, kami melewati banyak sekali kebun kelapa sawit di kiri kanan jalan.
Berfoto di Sirkuit Sepang
Akhirnya kami sampai juga di pintu masuk menuju ke Sirkuit Sepang. Dengan percaya diri kami masuk pintu gerbang dan langsung menuju ke pintu gerbang yang lebih megah di kejauhan yang dijaga oleh seorang sekuriti. Ternyata pengunjung tidak diperbolehkan masuk arena balap dan hanya bisa melihat-lihat museum MotoGP di samping pintu masuk yang dijaga sekuriti tadi. Karena sedang tidak berminat melihat museum, kami hanya berfoto sebentar di tempat itu dan kembali ke mobil.
Sesampainya di dalam mobil, kami meminta si sopir untuk mengantarkan kami berfoto di depan tulisan ‘Sirkuit Sepang Malaysia Home of MotoGP’. Ternyata tulisan itu terletak di dekat tempat parkir. Kami diturunkan di situ dan harus melewati portal kecil untuk masuk ke area parkir tersebut.
Puas berfoto, kami kembali ke KLIA. Tiba di KLIA, kami harus membeli tiket untuk menuju ke KLIA2. Sebenarnya, ada dua pilihan alat transportasi yang bisa kami pilih untuk menuju ke KLIA2, yaitu KLIA Ekspres dan KLIA Transit. Tiket keduanya juga sama, yaitu MYR 2.
Namun, karena berpikir ingin tahu juga rasanya naik KLIA Transit, kami pun memilih untuk naik KLIA Transit. Tiketnya sedikit berbeda, hanya terlihat seperti struk belanja tapi memiliki barcode. Barcode inilah yang harus dipindai untuk bisa masuk ke peron KLIA Transit.
Tiket KLIA Transit |
Peron KLIA Transit |
Sesampainya di KLIA2, kami masih harus menunggu beberapa lama karena jadwal keberangkatan pesawat kami juga masih lama. Kami bahkan masih sempat makan siang dan salat. Ketika waktu check-in sudah tertera di layar pengumuman, kami segera melakukan self check-in di mesin check-in AirAsia yang tersedia di beberapa tempat.
Baca juga:
CARA SELF CHECK-IN AIR ASIA MELALUI KIOSK DI BANDARA
CARA MEMESAN TIKET PESAWAT DI TRAVELOKA
Pesawat AirAsia tersebut lepas landas pukul 19.00 waktu setempat dan mendarat di Surabaya sekitar pukul 21.00 WIB.
Artikel terkait:
CARA NAIK MONOREL (MONORAIL) & LRT DI MALAYSIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar