Bagi kalian yang mencari hostel murah di daerah Phuket, khususnya di wilayah Patong yang merupakan markasnya backpacker, kalian bisa mempertimbangkan Patong Studio Apartments. Kami menginap di sini selama dua malam dan kesannya super super positif, walaupun tentu tidak lepas dari sedikit hal negatif yang mengganjal.
Hostel ini sebenarnya bukan merupakan hostel pertama yang kami incar. Namun, ketika memantau harga di Traveloka, kami kebetulan dapat harga yang super murah, yaitu di bawah IDR 50.000. Akhirnya, kami memutuskan untuk memesan kamar dorm di Patong Studio Apartments.
Jaraknya cukup jauh dari Phuket International Airport, yaitu sekitar 1 jam perjalanan dengan kendaraan. Kalian bisa naik taksi atau shared minibus, tergantung berapa jumlah orang yang ada atau budget kalian. Namun, walaupun cukup jauh dari bandara, Patong ini menurut kami adalah area yang cukup oke untuk dijadikan sebagai basecamp karena ya itu tadi, memang merupakan markasnya para backpacker.
Hostel kami tidak berada di pinggir jalan besar, tapi kami harus masuk ke suatu gang lebar dan untuk menuju ke jalan utama, yaitu ke Jalan Thanon Ratuthit Songroipi, dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit.
Dari luar, bangunan yang merupakan apartemen itu terlihat kumuh tidak terawat. Catnya tampak menjamur di sebagian besar bangunan. Jujur saja hati kami sempat ciut melihat kondisi bangunan yang sedemikian rupa. Dan karena ini merupakan apartemen, selain ruangan hostel yang kami sewa itu, sepertinya memang banyak warga yang tinggal dan menyewa ruangan apartemen di bangunan yang sama.
Lobi hostel ini berada di lantai 1, tepat di depan tangga yang menghubungkan dengan halaman tempat kami diturunkan oleh taksi yang kami tumpangi dari bandara. Dari depan tidak ada plang yang jelas menunjukkan bahwa itu adalah Patong Studio Apartments. Bahkan yang nampak dari depan adalah tulisan “Patong Condotel”. Jadi, jika ragu-ragu, sebaiknya kalian bertanya kepada petugas yang berjaga di sekitar situ.
Saat kami masuk, kami langsung mengatakan bahwa kami sudah memesan hostel melalui Traveloka dan semuanya diproses dengan cepat. Pada saat pengecekan data, petugas memberi kami daftar peraturan yang ada di hostel tersebut. Daftar peraturan ini tersedia dalam beberapa bahasa dan akan diberikan sesuai dengan negara asal tamu.
Setelah kami selesai membaca, dia meminta salah satu dari kami untuk menandatangani surat perjanjian bahwa kami paham dan setuju dengan isi perjanjian tersebut. Beberapa peraturan yang kami ingat antara lain dilarang membawa minuman keras, dilarang merokok di dalam kamar, dan dilarang menempati kasur yang bukan haknya. Masing-masing peraturan memiliki denda yang cukup besar.
Lokasi kamar kami terletak di lantai 5 dan kami mencapainya dengan menggunakan lift. Dan walaupun terlihat kumuh dari luar, ternyata ruangan hostel itu sangat bersih dan nyaman. Begitu kami masuk, kami disambut deretan loker dan rak sepatu, yang langsung membawa kami ke ruangan cukup luas yang berfungsi sebagai dapur. Kemudian, ada dua kamar lagi yang masing-masing memiliki tiga tempat tidur susun. Kamar mandinya ada dua, yaitu di salah satu kamar dan di dekat dapur.
Di bagian dapur, masih ada dua tempat tidur susun lagi. Selain itu, kami melihat ada beberapa peralatan makan dan wastafel untuk mencuci piring. Petugas yang mengantarkan kami naik mengatakan bahwa kami mendapatkan air minum gratis. Selain itu, ada juga toaster, heater, dan kulkas yang bisa kami manfaatkan.
Di bagian dapur ini, kita bisa melihat suasana sekitar melalui jendela-jendela kacanya. Masih di bagian dapur, ada suatu ruangan tak terpakai yang cukup luas, yang nantinya kami manfaatkan sebagai tempat salat.
Kondisi tempat tidur susunnya cukup solid, terutama jika dibandingkan dengan tempat tidur di Fernloft City Hostel yang super shaky. Seprei dan selimutnya juga sangat bersih. Di dekat tempat tidur terdapat colokan, yang untungnya setipe dengan colokan di Indonesia. Selain itu, masih ada beberapa colokan lain di beberapa titik.
Di dalam ruangan itu, ada jemuran handuk kecil. Kalau nggak kebagian tempat, kalian bisa menjemur handuk di pinggiran tempat tidur sih. Kamar mandinya sempit tapi cukup bersih serta ada air panas dan kipasnya juga.
Hostel ini juga memberikan fasilitas Wi-Fi gratis. Password-nya bisa dilihat di daftar peraturan yang ditempel di tiap kamar.
Bagi Muslim, Phuket itu seperti surga karena komunitas Muslimnya cukup banyak. Ada masjid tak jauh dari hostel (bisa menggunakan jalan tikus untuk mempersingkat jarak). Mencari makanan halal dengan harga murah pun tak terlalu sulit karena banyak sekali dijumpai depot makanan di sekitar hostel maupun di jalan di depan masjid.
Di sekitar hostel juga banyak persewaan motor bagi kalian yang ingin mengeksplorasi Phuket dengan lebih puas. Banyak juga tuk-tuk yang ngetem di jalanan sekitar hostel, meskipun kami tak berkesempatan untuk naik tuk-tuk di Phuket. ATM, supermarket dan beberapa fasilitas lain juga banyak ditemui di area tersebut. Super oke deh pokoknya.
Berbicara mengenai petugas atau staf hostel, sebenarnya bisa dibilang mereka bekerja cukup profesional. Tapi, ada satu kejadian yang sedikit mencoreng nama Patong Studio Apartments di mata kami. Jadi, pada hari kedua kami di Phuket, tepatnya ketika kami akan melakukan perjalanan ke Phi Phi Island, kami sempat dipanggil oleh petugas resepsionis (yang rupanya menjadi semacam kepala staf di situ).
Dia menanyai kami apakah kami tidak tidur di tempat yang telah ditentukan. Kami memang ingat bahwa tidak tidur sesuai dengan tempat yang ditentukan akan membuat kami didenda ribuan bath. Karena tahu hal itu, tentu kami menghindarinya. Dan pertanyaan petugas tadi cukup membuat kami syok sekaligus emosi. Kami menjelaskan bahwa sebelumnya ada pemuda berwajah Chinese yang tidur di situ. Rasanya sebal juga karena masa sih mereka tidak punya data penginap! Semula pertugas berwajah Asia itu tetap ngeyel dan ketika mengecek data akhirnya dia cengengesan dan minta maaf. Dari staf yang tugasnya bersih-bersih kami baru tahu kalau staf yang satu tadi memang agak sedikit bossy.
Pada hari ketiga ketika kami check-out, kami bertemu dengan petugas resepsionis lain, yang kali itu adalah seorang Kaukasia. Dia malah sangat ramah, beberapa kali tersenyum, dan bahkan mengatakan “have a nice day, girls” saat kami akan pergi.
Intinya, petugasnya punya shift-shift-nya masing-masing. Dan kalian bisa dapat yang oke atau yang menyebalkan. Namun, karena kalian tidak akan terlalu sering berurusan dengan mereka, kami rasa hal ini bisa diabaikan. Apalagi, petugas yang lain, khususnya bapak-bapak yang berjaga di depan (semacam satpam), sangat baik, murah senyum, dan suka bercerita dengan bahasa Thailand yang sama sekali tidak kami pahami. Wkwkwk.
- Dapur umum beserta peralatan makan
- Kulkas, heater, toaster
- Air putih
- Wi-Fi
- Loker
- Berada di lingkungan backpacker sehingga semua fasilitasnya lengkap
- Dekat dengan masjid
- Banyak pilihan makanan halal
- Ada staf hostel yang tidak begitu ramah
- Banyak peraturan dan denda
Check-in: 14.00
Check-out: 12.00
Resepsionis: 24 jam
a. Dari Phuket International Airport
- Naik taksi atau shared minibus dari Phuket International Airport turun di depan Patong Studio Apartments
b. Dari Phuket Bus Terminal 2
- Naik taksi dari Phuket Bus Terminal 2 turun di depan Patong Studio Apartments
atau
- Naik bus Phuket Bus Terminal 2 - Ranong Bus Station dari Phuket Bus Terminal 2 turun di Ranong Bus Station
- Naik bus jurusan Patong dari Ranong Bus Station turun di Merlin Hotel
- Naik tuk-tuk dari Merlin Hotel turun di depan Patong Studio Apartments
Peta Lokasi Patong Studio Apartments
Soi Koknam, Patong, Kathu District, Phuket 83150, Thailand
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH PHUKET – BANGKOK, THAILAND 6 HARI 6 MALAM (6D6N): HARI KEDUA (16 AGUSTUS 2016)
Hostel ini sebenarnya bukan merupakan hostel pertama yang kami incar. Namun, ketika memantau harga di Traveloka, kami kebetulan dapat harga yang super murah, yaitu di bawah IDR 50.000. Akhirnya, kami memutuskan untuk memesan kamar dorm di Patong Studio Apartments.
Baca juga:
CARA MEMESAN HOTEL DI TRAVELOKA
Jaraknya cukup jauh dari Phuket International Airport, yaitu sekitar 1 jam perjalanan dengan kendaraan. Kalian bisa naik taksi atau shared minibus, tergantung berapa jumlah orang yang ada atau budget kalian. Namun, walaupun cukup jauh dari bandara, Patong ini menurut kami adalah area yang cukup oke untuk dijadikan sebagai basecamp karena ya itu tadi, memang merupakan markasnya para backpacker.
Hostel kami tidak berada di pinggir jalan besar, tapi kami harus masuk ke suatu gang lebar dan untuk menuju ke jalan utama, yaitu ke Jalan Thanon Ratuthit Songroipi, dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit.
Gang menuju Patong Studio Apartments |
Suasana Jalan Thanon Ratuthit Songroipi |
Dari luar, bangunan yang merupakan apartemen itu terlihat kumuh tidak terawat. Catnya tampak menjamur di sebagian besar bangunan. Jujur saja hati kami sempat ciut melihat kondisi bangunan yang sedemikian rupa. Dan karena ini merupakan apartemen, selain ruangan hostel yang kami sewa itu, sepertinya memang banyak warga yang tinggal dan menyewa ruangan apartemen di bangunan yang sama.
Lobi hostel ini berada di lantai 1, tepat di depan tangga yang menghubungkan dengan halaman tempat kami diturunkan oleh taksi yang kami tumpangi dari bandara. Dari depan tidak ada plang yang jelas menunjukkan bahwa itu adalah Patong Studio Apartments. Bahkan yang nampak dari depan adalah tulisan “Patong Condotel”. Jadi, jika ragu-ragu, sebaiknya kalian bertanya kepada petugas yang berjaga di sekitar situ.
Jalan menuju lobi |
Saat kami masuk, kami langsung mengatakan bahwa kami sudah memesan hostel melalui Traveloka dan semuanya diproses dengan cepat. Pada saat pengecekan data, petugas memberi kami daftar peraturan yang ada di hostel tersebut. Daftar peraturan ini tersedia dalam beberapa bahasa dan akan diberikan sesuai dengan negara asal tamu.
Lobi Patong Studio Apartments |
Setelah kami selesai membaca, dia meminta salah satu dari kami untuk menandatangani surat perjanjian bahwa kami paham dan setuju dengan isi perjanjian tersebut. Beberapa peraturan yang kami ingat antara lain dilarang membawa minuman keras, dilarang merokok di dalam kamar, dan dilarang menempati kasur yang bukan haknya. Masing-masing peraturan memiliki denda yang cukup besar.
Lokasi kamar kami terletak di lantai 5 dan kami mencapainya dengan menggunakan lift. Dan walaupun terlihat kumuh dari luar, ternyata ruangan hostel itu sangat bersih dan nyaman. Begitu kami masuk, kami disambut deretan loker dan rak sepatu, yang langsung membawa kami ke ruangan cukup luas yang berfungsi sebagai dapur. Kemudian, ada dua kamar lagi yang masing-masing memiliki tiga tempat tidur susun. Kamar mandinya ada dua, yaitu di salah satu kamar dan di dekat dapur.
Di bagian dapur, masih ada dua tempat tidur susun lagi. Selain itu, kami melihat ada beberapa peralatan makan dan wastafel untuk mencuci piring. Petugas yang mengantarkan kami naik mengatakan bahwa kami mendapatkan air minum gratis. Selain itu, ada juga toaster, heater, dan kulkas yang bisa kami manfaatkan.
Peralatan makan hostel yang kami manfaatkan |
Heater, toaster, dan air gratis |
Tempat cuci piring |
Kulkas di dekat pintu masuk |
Di bagian dapur ini, kita bisa melihat suasana sekitar melalui jendela-jendela kacanya. Masih di bagian dapur, ada suatu ruangan tak terpakai yang cukup luas, yang nantinya kami manfaatkan sebagai tempat salat.
Jendela-jendela kaca di bagian dapur |
Suasana sekitar hostel saat siang hari |
Suasana sekitar hostel menjelang matahari terbenam |
Tempat salat dadakan |
Kondisi tempat tidur susunnya cukup solid, terutama jika dibandingkan dengan tempat tidur di Fernloft City Hostel yang super shaky. Seprei dan selimutnya juga sangat bersih. Di dekat tempat tidur terdapat colokan, yang untungnya setipe dengan colokan di Indonesia. Selain itu, masih ada beberapa colokan lain di beberapa titik.
Baca juga:
REVIEW FERNLOFT CITY HOSTEL LITTLE INDIA, SINGAPURA (SINGAPORE)
Di dalam ruangan itu, ada jemuran handuk kecil. Kalau nggak kebagian tempat, kalian bisa menjemur handuk di pinggiran tempat tidur sih. Kamar mandinya sempit tapi cukup bersih serta ada air panas dan kipasnya juga.
Hostel ini juga memberikan fasilitas Wi-Fi gratis. Password-nya bisa dilihat di daftar peraturan yang ditempel di tiap kamar.
Daftar peraturan plus password Wi-Fi yang ditempel di salah satu bagian dinding |
Bagi Muslim, Phuket itu seperti surga karena komunitas Muslimnya cukup banyak. Ada masjid tak jauh dari hostel (bisa menggunakan jalan tikus untuk mempersingkat jarak). Mencari makanan halal dengan harga murah pun tak terlalu sulit karena banyak sekali dijumpai depot makanan di sekitar hostel maupun di jalan di depan masjid.
Baca juga:
REKOMENDASI TEMPAT MAKAN HALAL DAN MURAH DI PHUKET, THAILAND
Di sekitar hostel juga banyak persewaan motor bagi kalian yang ingin mengeksplorasi Phuket dengan lebih puas. Banyak juga tuk-tuk yang ngetem di jalanan sekitar hostel, meskipun kami tak berkesempatan untuk naik tuk-tuk di Phuket. ATM, supermarket dan beberapa fasilitas lain juga banyak ditemui di area tersebut. Super oke deh pokoknya.
Baca juga:
SEWA MOTOR MURAH DI PHUKET: TIPS KELILING PHUKET SEPUASNYA
Pengalaman dengan Salah Satu Staf Hostel yang Menyebalkan
Berbicara mengenai petugas atau staf hostel, sebenarnya bisa dibilang mereka bekerja cukup profesional. Tapi, ada satu kejadian yang sedikit mencoreng nama Patong Studio Apartments di mata kami. Jadi, pada hari kedua kami di Phuket, tepatnya ketika kami akan melakukan perjalanan ke Phi Phi Island, kami sempat dipanggil oleh petugas resepsionis (yang rupanya menjadi semacam kepala staf di situ).
Dia menanyai kami apakah kami tidak tidur di tempat yang telah ditentukan. Kami memang ingat bahwa tidak tidur sesuai dengan tempat yang ditentukan akan membuat kami didenda ribuan bath. Karena tahu hal itu, tentu kami menghindarinya. Dan pertanyaan petugas tadi cukup membuat kami syok sekaligus emosi. Kami menjelaskan bahwa sebelumnya ada pemuda berwajah Chinese yang tidur di situ. Rasanya sebal juga karena masa sih mereka tidak punya data penginap! Semula pertugas berwajah Asia itu tetap ngeyel dan ketika mengecek data akhirnya dia cengengesan dan minta maaf. Dari staf yang tugasnya bersih-bersih kami baru tahu kalau staf yang satu tadi memang agak sedikit bossy.
Pada hari ketiga ketika kami check-out, kami bertemu dengan petugas resepsionis lain, yang kali itu adalah seorang Kaukasia. Dia malah sangat ramah, beberapa kali tersenyum, dan bahkan mengatakan “have a nice day, girls” saat kami akan pergi.
Intinya, petugasnya punya shift-shift-nya masing-masing. Dan kalian bisa dapat yang oke atau yang menyebalkan. Namun, karena kalian tidak akan terlalu sering berurusan dengan mereka, kami rasa hal ini bisa diabaikan. Apalagi, petugas yang lain, khususnya bapak-bapak yang berjaga di depan (semacam satpam), sangat baik, murah senyum, dan suka bercerita dengan bahasa Thailand yang sama sekali tidak kami pahami. Wkwkwk.
Fasilitas Patong Studio Apartments
- Dapur umum beserta peralatan makan
- Kulkas, heater, toaster
- Air putih
- Wi-Fi
- Loker
Kelebihan
- Berada di lingkungan backpacker sehingga semua fasilitasnya lengkap
- Dekat dengan masjid
- Banyak pilihan makanan halal
Kekurangan
- Ada staf hostel yang tidak begitu ramah
- Banyak peraturan dan denda
Waktu operasional
Check-in: 14.00
Check-out: 12.00
Resepsionis: 24 jam
Cara Menuju ke Patong Studio Apartments
a. Dari Phuket International Airport
- Naik taksi atau shared minibus dari Phuket International Airport turun di depan Patong Studio Apartments
b. Dari Phuket Bus Terminal 2
- Naik taksi dari Phuket Bus Terminal 2 turun di depan Patong Studio Apartments
atau
- Naik bus Phuket Bus Terminal 2 - Ranong Bus Station dari Phuket Bus Terminal 2 turun di Ranong Bus Station
- Naik bus jurusan Patong dari Ranong Bus Station turun di Merlin Hotel
- Naik tuk-tuk dari Merlin Hotel turun di depan Patong Studio Apartments
Peta Lokasi Patong Studio Apartments
Alamat Patong Studio Apartments
Soi Koknam, Patong, Kathu District, Phuket 83150, Thailand
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH PHUKET – BANGKOK, THAILAND 6 HARI 6 MALAM (6D6N): HARI KEDUA (16 AGUSTUS 2016)
terima kasih sudah info in keadaan apartementnya ...
BalasHapustapi kalau on the spot harganya brapa ya...kembar....