Tanpa babibu kami pun langsung mencari tahu tentang losmen tersebut. Dari foto plang losmen yang kami temukan di internet, kami akhirnya mendapatkan nomor ponsel dari losmen tersebut. Karena bukan peak season, kami pun tidak terburu-buru untuk memesan. Kami menghubungi pihak losmen melalui pesan WhatsApp baru di tanggal 9 Agustus 2018, untuk pemesanan kamar tanggal 13 Agustus 2018.
Nomor yang kami hubungi tersebut ternyata adalah milik seseorang bernama pak Kelik. Pemesanan berlangsung sangat mudah dan cepat. Kami menanyakan apakah ada dua kamar yang tersisa, dan pak Kelik menyebutkan bahwa ada dua jenis kamar yang bisa digunakan, yaitu kamar seharga IDR 100.000 dengan kamar mandi luar dan IDR 200.000 dengan kamar mandi dalam. Keduanya sama-sama menggunakan air panas.
Untuk bertiga, kami memesan dua kamar seharga IDR 100.000 untuk semalam saja, yaitu hari Senin tanggal 13 Agustus 2018. Kami diharuskan membayar DP IDR 100.000 untuk transaksi tersebut (50% dari total transaksi) dan mentransferkannya melalui rekening BCA atas nama Kelik Alamsyah.
Pada saat kami tiba di Terminal Mendolo, Wonosobo pada hari Senin itu, waktu masih menunjukkan pukul 04.00, dan karena berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk naik ojek saja langsung menuju Losmen Bu Djono. Losmen ini memang telah sangat terkenal di kalangan para ojek tersebut karena memang losmen ini diklaim sebagai losmen tertua di Dieng. Ongkos ojek dari Terminal Mendolo ke Losmen Bu Djono adalah IDR 100.000/orang.
Perjalanan dengan ojek dari Terminal Mendolo menuju Losmen Bu Djono membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit. Letak Losmen Bu Djono sangat strategis, yaitu di sebelah pertigaan Jalan Raya Dieng, hampir tepat berada di seberang tulisan "Welcome to Dieng". Dan tentu saja sangat mudah dijangkau karena dilewati kendaraan umum berupa bus dan angkot.
Kami tiba di losmen sekitar pukul 06.15 dan langsung disambut oleh petugas yang sudah sepuh dan sangat ramah. Setelah melunasi uang kamar IDR 100.000, bapak itu langsung memperbolehkan kami masuk ke kamar karena losmen memang sedang kosong sehingga kami tidak harus masuk menunggu jam check-in.
Losmen itu berlantai 3 dan kamar kami berada di lantai 2. Dua kamar yang kami pesan terletak berhadapan, dan posisinya tepat di paling ujung lantai dua, dekat dengan balkon. Di balkon tersedia sebuah tempat jemuran kecil yang bisa digunakan untuk menjemur handuk dan lain sebagainya.
Secara keseluruhan suasana losmennya standar, tidak bisa dibilang bagus. Sebagian besar bangunan terbuat dari kayu dan triplek seperti bangunan kuno pada umumnya sehingga tidak bisa dibandingkan dengan losmen-losmen lain yang masih baru. Tapi dengan harga yang hanya IDR 100.000, kalian memang tidak berhak meminta lebih. Lagipula, kita kan memang hanya butuh tidur, tidak untuk menghabiskan waktu yang lama di losmen. Kecuali kalian memang suka berdiam diri saja di kamar, kalian pasti akan suka-suka saja di sini.
Jika tidak salah hitung, ada total tujuh kamar di lantai 2 ini. Kamar kami berukuran sedang, dengan kasur entah ukuran apa, pokoknya muat dipakai untuk 3 orang. Tapi kami tidak tahu apakah ada aturan maksimal banyaknya tamu untuk satu kamar tersebut. Andai bisa, sebenarnya kami memang seharusnya memesan satu kamar saja untuk menghemat. Hehehe.
Kamar Kembar A dan suami |
Kamar Kembar B |
Selain kasur, di pojokan ada lemari kecil dengan colokan berlubang empat tertempel di dinding di atasnya. Di kasur ada dua bantal dan selimut tebal yang cukup menghangatkan.
Pintunya dikunci dengan gembok |
Tidak ada fasilitas lain dalam kamar itu seperti AC atau kipas angin karena kami memang tidak butuh itu. Buat apa? Dieng lebih dingin daripada kedua benda itu! Dan tidak ada televisi juga. Kalau memang mau menonton televisi, ada di lantai bawah.
Ada satu buah kamar mandi di lantai dua yang terletak di tengah ruangan, dekat dengan tangga ke lantai 1 dan lantai 3. Kamar mandinya juga tidak bisa dibilang bagus, tapi lumayan bersih. Selain air biasa, juga terdapat air panas di kamar mandi ini. Jika menginginkan air hangat ada di lantai 1.
Air biasa |
Air panas |
Di depan toilet ini ada ruang terbuka yang bisa dipakai untuk salat. Di lantai ada sebuah sajadah tergelar dan di rak kecil di ruangan itu juga terdapat beberapa mukena.
Di lantai bawah juga terdapat tempat makan. Tapi kami tidak tahu menunya apa saja karena kami memang tidak pernah makan di situ. Selama di situ, kami hanya pernah memesan minum sekali, yaitu saat kami pertama kali tiba di sini, dan itu pun diantarkan langsung ke kamar kami. Waktu itu kami bertiga memesan teh jahe tradisional seharga IDR 6.000/gelas.
Terdapat beberapa warung makan di sekitar Losmen Bu Djono dengan harga yang standar. Waktu itu kami sempat membeli beberapa makanan yang harganya berkisar antara IDR 12.000 sampai IDR 20.000. Cukup murah, kan?
Selain Losmen Bu Djono, di sepanjang Jalan Raya Dieng ini juga bertebaran banyak losmen lain. Tapi berdasarkan penuturan beberapa orang, losmen inilah salah satu yang paling murah.
Tempat wisata paling dekat dengan Losmen Bu Djono adalah Kompleks Candi Arjuna, yang walaupun berada di Kecamatan Dieng tapi sudah masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara. Saking dekatnya, candi ini bahkan bisa kita lihat dari lantai dua losmen. Selain itu, wisata-wisata lain pun tidak berada sangat jauh, seperti Telaga Warna dan Telaga Pengilon, Kawah Sikidang, serta Batu Ratapan Angin. Untuk menuju Bukit Sikunir kami hanya butuh waktu 20 menit dengan motor. Di belakang losmen juga ada jalur pendakian menuju Gunung Prau, yaitu Jalur Dieng Wetan. Cukup strategis, kan?
Di Losmen Bu Djono juga tersedia persewaan motor. Biayanya adalah IDR 100.000/12 jam atau IDR 150.000/24 jam dengan kondisi bensin terisi penuh.
Fasilitas
- Air panas
- Tempat salat
Kelebihan
- Harga murah
- Dekat dengan beberapa tempat wisata
- Dilalui kendaraan umum berupa bus dan angkot
- Ada persewaan motor
- Bisa early check-in saat low-season
Waktu Operasional
Check-out: 12.00
Destinasi Terdekat
- Kompleks Candi Arjuna
- Telaga Warna & Telaga Pengilon
- Batu Ratapan Angin
- Pendakian Gunung Prau via Dieng Wetan
- Bukit Sikunir
Cara Menuju Losmen Bu Djono
a. Dari Terminal Mendolo, Wonosobo
- Naik mikrobus turun di Alun-alun
- Naik mikrobus turun di Losmen Bu Djono
atau
- Naik ojek turun di Losmen Bu Djono
Alamat
Jalan Raya Dieng KM. 27, Dieng, Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354
Telepon: 085-226-645-669
Artikel terkait:
REVIEW GRAND ZEA: PENGINAPAN NYAMAN DAN MURAH DI UMBULHARJO, YOGYAKARTA (JOGJA)
REVIEW GRAPYAK HOMESTAY BANTUL: PENGINAPAN MURAH DI JOGJA YANG KURANG RECOMMENDED
Mbak, no telfonnya udah gak connect Wa. Apa ganti ya mbak ?
BalasHapusNomornya masih sama mas. Barusan saya WA nyambung kok. Mungkin bisa ditelpon saja biar terkoneksi dulu.
Hapusmbak mau nanya, kalo misalnya mau balik dari dieng ke mendolo lagi, mikorobus nya biasanya ngetem dimana ya? makasih
BalasHapusMikrobus paling banyak ngetem di pertigaan dekat Losmen Bu Djono. Namun, dari pengalaman kami, kemungkinan mikrobus juga ngetem di pintu gerbang Basecamp Patakbanteng.
HapusSemoga jawaban kami membantu.
Terima kasih banyak infonya
HapusMbak ini start nya dari mana?
BalasHapusKalau start yg benar-benar awal banget dari Surabaya. Tapi kalau start di Wonosobonya, kami dari Terminal Mendolo.
HapusKan untuk pasangan traveler menginap berdua bisa ndak ya? Kebetulan temen ku cewe kak. Rencana mau naik prau trun bermalam dulu sambil mau liat sikunir di dieng. Makasih infonya
BalasHapusSebenarnya tidak ada aturan khusus mengenai pasangan cowok cewek yang belum menikah di Losmen Bu Djono ini. Namun sebagai Warga Negara Indonesia, kami tidak menyarankan kalian untuk menginap dalam 1 kamar. :)
HapusDari Mendolo ke Diengnya naik ojek, wah!
BalasHapusJam 4 dingin2 dari Wonosobo ke Dieng motoran, ga terbayang gimana rasanya itu.
By the way, dari artikel ini saya jadi tahu deh kondisi kamar losmen bu djono. Cukup sebanding dengan harganya ya.
Saya kalau kesini cuma numpang makan aja di resto bawah.