Sabtu, 25 Agustus 2018

BACKPACKING MURAH DATARAN TINGGI DIENG (WONOSOBO & BANJARNEGARA) 3 HARI 4 MALAM (3D4N): HARI PERTAMA (12 AGUSTUS 2018)


Hari:   Kedua   Ketiga   Keempat




Starting point: Surabaya
Traveler: Kembar A, Suami Kembar A, dan Kembar B

Perjalanan kami ke Dataran Tinggi Dieng kali ini kami awali dengan naik bus malam bernama Bus Handoyo, yang tiketnya telah kami pesan beberapa hari sebelumnya melalui aplikasi online Bosbis.

Baca juga:
CARA MEMESAN TIKET BUS DI BOSBIS

Karena masih baru pertama kali melakukan pemesanan bus secara online, kami masih sedikit bingung dan harap-harap cemas terkait kelancaran perjalanan kami kali ini. Karena itulah, kami sengaja berangkat ke Terminal Purabaya lebih awal, yaitu sekitar pukul setengah empat sore, dengan mengendarai Grab.

Karena kondisi jalan lumayan padat, kami tiba di Terminal Purabaya sekitar pukul lima sore. Dengan berbekal tiket elektronik yang sebelumnya telah kami cetak di kertas, kami langsung mendatangi konter tiket bus Handoyo. Mengetahui kami telah mempunya tiket elektronik, mereka mengarahkan kami untuk langsung ke lantai dua, yaitu di ruang tunggu, karena bus masih akan berangkat jam 18.30. Maksudnya di sini adalah, kami sudah tidak harus melakukan apapun terkait tiket dan bisa langsung mencari busnya nanti.

Tiket elektronik dari Bosbis

Konter Bus Handoyo

Untuk menghabiskan waktu, kami narsis sejenak di Terminal Purabaya yang tampak sangat jauh berbeda dengan terakhir kami kesini beberapa tahun yang lalu. Suasanya sekarang tampak menyerupai bandara, terkesan lebih bagus, rapi, dan modern.


Selain berfoto ria, kami masih menyempatkan diri membeli masing-masing secangkir kopi di Nordik Cafe yang ada di lantai 2 itu.


Menjelang Magrib, kami bersiap-siap ke musala yang ada di ujung lantai dua untuk melaksanakan salat jamak Magrib dan Isya.

Selesai salat kami bertiga berjalan ke ujung lain lantai dua, dan langsung turun ke arah bus-bus sedang terparkir dan mencari Bus Handoyo yang berada di lajur bus jurusan Wonosobo.

Tak sulit menemukannya karena ternyata di jam itu, yaitu sekitar pukul 18.00, bus telah stand-by di tempatnya. Di depan bus berdiri beberapa orang kru bus, salah satu diantaranya sedang memegang tiket bus. Kami langsung menyerahkan tiket elektronik kami dan tanpa meminta tanda pengenal, petugas itu langsung menuliskan ketiga nama kami di masing-masing selembar kertas tiket di tangannya. Dia mengisi tiket itu dengan nama, tujuan, dan nomor kursi kami sesuai keterangan yang ada di tiket elektronik kami. Selain menyerahkan ketiga lembar tiket, dia juga mengembalikan cetakan tiket elektronik kami.

Kru Bus Handoyo

Bus Handoyo tampak samping

Tiket Bus Handoyo

Kemudian kami masuk dan mencari tenpat duduk kami. Sebelum bus berangkat, kami sempat memotret beberapa bagian bus yang tampak masih dalam kondisi prima. Toiletnya pun lumayan bersih meskipun pada kesempatan ini kami tidak mencobanya sama sekali. Secara keseluruhan, kondisi bus sangat bagus dan nyaman. Sebelum berangkat, ada bapak-bapak yang ternyata orang asli Wonosobo yang mengisi tempat kosong di samping Kembar B.



Bus Handoyo tujuan Wonosobo berangkat sekitar pukul 19.00. Selama perjalanan, kami lebih banyak tertidur jadi tidak bisa menilai apakah si sopir ugal-ugalan atau biasa saja. Tapi di sela-sela kami terbangun, kami merasa si sopir menyetir dengan aman, meskipun pada perbincangan kami dengan orang-orang di Dieng keesokan harinya, ada beberapa selentingan bahwa bus ini juga kadang ugal-ugalan. Entahlah, yang jelas malam itu kami merasa aman dan nyaman.

Sekitar pukul 22.00, bus sampai di sebuah rumah makan yang berada di area jalan tol di daerah Ngawi. Petugas meminta kami turun lewat pintu depan, sembari dia memberikan para penumpang masing-masing satu kupon makan.


Nama rumah makan tersebut adalah Charis Indah dan tepatnya beralamat di Jalan Ir. Soekarno Ring Road Barat, Ngawi. Sebelum masuk, kami putuskan untuk ke toilet yang terletak tak jauh dari bangunan utama, dengan membayar IDR 2.000.

Setelah itu kami masuk ke bangunan utama rumah makan itu dan memberikan kupon makan kami ke petugas. Petugas segera mempersilahkan kami untuk mengambil sepiring makanan yang telah tersedia di meja dan segelas minuman. Kami tidak tahu apakah setiap hari menunya berubah, yang jelas hari itu ada dua pilihan menu, yaitu menu dengan kuah dan tanpa kuah, dengan minumannya adalah teh hangat.

Menu tanpa kuah

Menu dengan kuah

Selesai makan kami kembali ke bus. Dalam perjalanan selanjutnya itu, petugas menanyai para penumpang ingin turun di mana dan menuliskannya pada catatannya.

Kami bilang turun di Terminal Mendolo, Wonosobo. Tapi bapak di samping kami, yang setelah mengobrol dengan Kembar B mengetahui bahwa kami akan ke Dieng, manyarankan kami untuk turun di kotanya saja agar lebih mudah mendapatkan bus. Dan karena petugas bus juga menyarankan hal yang sama, akhirnya kami pun menurut. Petugas pun mencatat lokasi penurunan kami di daerah kota. Setelah proses pencatatan itu, kami pun kembali tertidur.


Hari:   Kedua   Ketiga   Keempat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar