Hari ini kami bangun pukul setengah empat dan rencana ke Pantai Sanur yang telah tertunda kemarin ternyata kubatalkan juga hari ini. Badanku masih capek dan akhirnya malas untuk langsung bangun. Setelah akhirnya kami mandi dan salat, kami keluar dari hotel sekitar pukul setengah delapan.
Hari ini adalah hari check-out kami sekaligus jadwal kami untuk mengembalikan motor. Tapi sebelum itu, kami akan memanfaatkan motornya untuk mencari tempat persewaan motor lain. Ide cerdas, kan?
Karena itu, pagi-pagi kami telah memulai mencari persewaan dan meskipun ada banyak, kami kesulitan mencari tempat persewaan yang telah buka di jam segitu. Akhirnya setelah berputar-putar di sekitar Jalan Legian Kaja dan Kuta, kami menemukan persewaan yang telah buka, yang ternyata merupakan milik sebuah penginapan bernama Bali Manik Inn yang terletak di gang Benesari di Popies Lane 2.
Baca juga:
TIPS SEWA MOTOR DI KUTA UNTUK KELILING BALI
Petugas yang kala itu masih berada di dalam dipanggil oleh seorang pria yang tengah duduk-duduk di depan penginapan. Jadi kalau kalian mau menyewa motor di Bali Manik Inn, jangan ragu untuk memanggil petugas agak ke dalam karena memang petugasnya tidak selalu stand-by di lobi.
Setelah bernegosiasi dan melakukan penawaran, akhirnya kami menyewa satu motor untuk 2 malam dengan harga sewa IDR 50.000/malam. Waktu itu, sebagai alamat untuk diisikan di form, kami gunakan alamat hotel lama kami. Kami tidak mengaku bahwa setelah ini kami akan menginap di luar kota, yaitu di Ubud. Setelah itu kami mengendarai motor sendiri-sendiri menuju hotel kami. Kali ini kami mendapat motor Vario yang sudah lumayan tua.
Setelah mengambil barang dan menyelesaikan administrasi, kami langsung cabut menuju destinasi kami berikutnya, yaitu Pura Ulun Danu di Danau Beratan, Bedugul. Dalam perjalanan, kami membeli nasi bungkus di tempat kami membeli makan kemarin.
Setelah makan, kami mampir ke pom bensin dan karena kata suami bensin masih aman kami hanya mengisi angin saja. Dan perjalanan pun berlanjut. Jarak antara Kuta dan Bedugul lumayan jauh, yaitu sekitar dua jam perjalanan motor. Kita akan melewati Denpasar dan terus sampai ke jalan Denpasar – Bedugul. Suasana di sepanjang jalan menuju Bedugul ini sangat sejuk karena memang telah mulai menanjak. Danau Beratan sendiri terletak di ketinggian ± 1240 meter di atas permukaan laut. Sebelum sampai di sana, kami sempat berhenti satu kali untuk beristirahat.
Dan akhirnya kami sampai di depan pintu masuk Danau Beratan, yang penuh dengan kendaraan yang telah parkir. Namun, kami tidak masuk lewat situ. Kami masuk lewat gang kecil beberapa meter dari gerbang masuk Danau Beratan, yang membawa kami ke tempat parkir lain. Pada akhirnya, pintu akan mengarah ke area yang sama dengan pintu gerbang pertama tadi.
Kami langsung masuk ke area yang terletak di kanan jalan itu. Waktu kami ke sana kami tidak dipungut biaya parkir. Setelah memarkir motor, kami bergantian buang air kecil. Iseng-iseng aku bertanya ke bapak penjaga apa ada tempat penitipan tas. Dia bilang tidak ada, tapi dia menambahkan, asalkan tidak ada barang berharga, kami bisa menitipkan tas kami di tempat kecil di samping toilet yang berisi peralatan pel, dan dia akan menjaganya. Karena kebaikan si bapak, kami memberinya uang seikhlasnya. Si bapak awalnya menolak, tapi suamiku memaksa.
Setelah itu kami ke tempat pembelian tiket dan setelah berfoto sejenak di depan pintu masuk, kami langsung menuju ke arah danau. Dan Masyaallah, pemandangannya begitu indah. Perpaduan antara pura yang unik yang seolah melayang di atas danau, danau yang begitu indah, serta suasana yang adem, membuat tempat ini benar-benar sempurna dan layak dikunjungi.
Kami berfoto di banyak spot, dan salah satunya adalah seperti yang terlihat di mata uang rupiah pecahan lima puluh ribuan itu. Kala itu kedatangan kami bertepatan dengan penduduk lokal yang baru saja melakukan ritual di pura (yang bukan berada di tengah danau).
Kami juga menyewa perahu bebek dan mengayuhnya di sekitar pura sesuai dengan batas wilayah yang telah ditandai oleh pemilik persewaan. Kalau kalian ingin menyewa speed boat dan memutari danau, kalian bisa menyewanya di tempat yang dekat dengan gerbang utama.
Kami mengayuh dan mengambil foto pura. Tiba-tiba saat kami di tengah, sekelompok penduduk lokal yang tadi melakukan ritual mengayuh sampannya ke tengah danau dan menuju ke arah kami. Mereka meminta kami minggir karena mereka akan lewat. Tapi... lho, bebeknya macet. Karena kami terlalu kencang mengayuh mungkin, pedalnya jadi tidak bisa kami gerakkan, seperti terjerat sesuatu.
Jujur aku merasa agak panik karena walaupun tidak berbahaya, tapi aku masih bingung memikirkan cara kembali ke daratan. Dan lagipula, kami menghalangi jalan orang-orang yang sedang menjalankan ritual ini. Akhirnya mereka mengubah haluan dan berhasil melewati kami dan terus mengayuh ke tengah danau, entah sampai di mana dan untuk apa.
Suamiku ternyata tetap tenang. Dia bilang bahwa kami bisa kembali ke daratan dengan menunggu angin. Dan benar saja, saat angin berhembus, perahu bebek itu pun bergerak menuju tepi dan akhirnya dengan kesulitan kami merangkak menuju daratan. Beberapa orang tampak tertawa melihat kami.
Kami berada lumayan jauh dari tempat awal si bebek berada. Dan akhirnya, suamiku menyuruhku menunggu di sana sementara dia mengabari si pemilik bebek. Dan benar-benar aneh, bapak petugasnya benar-benar tidak melakukan apapun saat suamiku melapor. Dia hanya diam seribu bahasa, seolah tidak menggubris suamiku. Akhirnya suamiku pergi dan kembali ke tempatku menunggu.
Selesai salat, kami makan di warung yang ada di depan masjid, tapi terletak di bawah, sejajar dengan jalan. Harganya juga cukup terjangkau, bisa dibilang normal untuk ukuran orang Jawa Timur.
Kenyang makan, kami meneruskan perjalanan ke hotel kedua kami, yaitu Liyer House, yang terletak di daerah Ubud. Dan dari namanya, rumah ini memang adalah milik bapak Ketut Liyer, ahli pengobatan yang bermain bersama Julia Roberts di film " Eat Pray Love".
Baca juga:
REVIEW LIYER HOUSE: GUESTHOUSE SUPER NYAMAN DI PEDESAAN UBUD
Perjalanan ke sana juga lumayan panjang. Kami melalui jalanan yang menurun menuju Denpasar, dan di suatu persimpangan kami berbelok ke arah Gianyar. Kurang lebih dua jam, dan akhirnya kami tiba di hotel tersebut.
Dan suasananya benar-benar tenang dan adem. Cocok banget untuk berbulan madu. Dan kami memang tidak berencana kemana pun setelah ini. Jadwal kami hari ini memang menghabiskan waktu di hotel saja untuk beristirahat dan menikmati suasana.
Setelah petugas resepsionis meminta identitas kami masing-masing, petugas segera membawa kami ke kamar kami yang super nyaman. Di meja resepsionis itu kami juga ditanyai menu yang kami inginkan untuk sarapan besok, sesuai pilihan yang ada di menu mereka.
Artikel terkait:
PERJALANAN TAK TERENCANA KE PULAU BALI 4 HARI 3 MALAM (4D3N): HARI KEDUA (15 FEBRUARI 2014)
CARA MEMESAN HOTEL DI TRAVELOKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar