Rabu, 30 Agustus 2017

BACKPACKING MURAH BALI 4 HARI 5 MALAM (4D5N): HARI KETIGA (16 AGUSTUS 2017)



Hari:   Pertama   Kedua   Keempat   Kelima




Pagi ini kami bangun sekitar pukul empat, langsung mandi, dan salat Subuh. Aku mengintip dari sela-sela gorden dan telah ada semburat kuning di langit sebelah timur. Karena sepertinya tidak akan bisa melihat sunrise jika kami memaksakan diri ke Pantai Sanur, akhirnya rencana ke sana aku batalkan.

Kami lalu keluar dari hotel, menikmati Kuta di pagi hari dan berharap bisa melihat sunrinse di sana tapi ternyata tidak berhasil karena waktu itu kami berada di area Pantai Kuta yang sisinya mengarah ke selatan dan bukannya ke timur, dan akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki sejenak di sekitar Beachwalk.

Backpacking Bali Murah
Pantai Kuta di pagi hari


Traveling Murah Bali
Beachwalk

Pengalaman Traveling Bali

Setelah itu kami kembali ke hotel dan mengambil perbekalan untuk jalan-jalan kami hari ini. Pertama-tama, kami berfoto sebentar di Monumen Bom Bali yang ternyata letaknya sangat dekat dengan hotel kami, yaitu di seberang pintu gang Popies Lane 2, di sebelah klub malam bernama Sky Garden. Kemarin saking sibuknya sampai-sampai kami tidak menyadari keberadaannya.

Pengalaman Backpacking Bali
Monumen Bom Bali

Setelah itu kami bersiap menuju ke Nusa Dua sembari mencari makan. GPS pun mulai kami nyalakan karena lagi-lagi petunjuk arahnya pun tak begitu banyak menurutku. Dalam perjalanan, tak lupa kami mengisi bensin terlebih dahulu. Kami juga menemukan ada penjual nasi bungkus di pinggir jalan. Kami mampir di situ dan, Alhamdulillah, akhirnya bisa makan murah meriah di Bali walaupun cuma sesekali.

Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke Nusa Dua melewati Tol Bali Mandara. Perjalananya cukup menyenangkan karena ini adalah pengalaman pertamaku membelah laut di Teluk Benoa.

Pengalaman Jalan-jalan Bali
Tol Bali Mandara

Jalan-jalan Bali

Jalan-jalan Murah Bali

Setelah sampai di pintu masuk kawasan Nusa Dua, kami agak kesulitan untuk mencari Pantai Nusa Dua karena memang tidak ada satu pun anak panah yang mengarah ke sana. Akhirnya, setelah bertanya kesana kemari, kami menemukan sebuah pantai bernama Pantai Mengiat. Usut punya usut, ternyata tidak ada pantai yang benar-benar bernama Nusa Dua. Ternyata ada 4 pantai yang berada di Kawasan Nusa Dua, yaitu Pantai Samuh, Pantai Mengiat, Pantai Geger, serta Pantai Sawangan. Dan keempatnya dikenal awam dengan nama Pantai Nusa Dua. Nusa Dua sendiri sebenarnya merupakan sebuah area di Kuta Selatan tempat berkumpulnya resort-resort bintang lima.

Jalan Jalan Murah ke Pantai Bali
Pantai Mengiat


Backpacking Murah Pulau Bali


Backpacking Murah Pulau Dewata Bali

Kami menikmati pantai yang diklaim sebagai yang paling bersih di Bali itu tidak begitu lama. Karena sebagai orang yang tidak bisa berenang, pantai tidak pernah menjadi favorit si Kembar. Tapi sebenarnya aku sangat menyarankan kalian untuk meluangkan waktu yang lama di sini karena menurutku pantainya memang sangat menyenangkan.

Akhirnya, setelah mengeksplorasi beberapa titik, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Pandawa, yang masih berada di satu wilayah dengan Nusa Dua, yaitu di Kecamatan Kuta Selatan.


Traveling Murah Pulau Bali

Di Pantai Pandawa ini rupanya telah berjajar banyak bendera dan ada salah satu yang katanya merupakan bendera yang terpanjang di dunia. Sepertinya sehari setelahnya, yaitu tanggal 17 Agustus, 2017, bakal ada semacam upacara di sini. Di beberapa titik, ada spanduk-spanduk petinggi daerah dari kawasan itu.

Traveling Murah Bali

Buat yang membawa barang-barang harus berhati-hati ya karena di sini monyetnya sangat galak dan sepertinya juga suka mencuri.

Pantai Pandawa ini terdiri dari tebing-tebing kapur, dan dari tebing-tebing tersebut, letak pantainya masih jauh di bawah. Di beberapa sisi, ada tebing-tebing yang telah dikeruk dan dipahat menjadi patung-patung, yaitu kelima patung Pandawa, Dewi Kunti, dan satu lagi entah patung apa.

Backpacking Murah Pulau Bali

Sekali lagi kami tidak berlama-lama di sini karena cuaca juga sudah mulai panas. Kami meneruskan perjalanan ke arah Garuda Wisnu Kencana (GWK). Terletak di kecamatan yang sama, GWK berada sekitar satu jam perjalanan motor dari Pantai Pandawa. Dibandingkan tempat-tempat wisata yang lain, GWK merupakan yang paling mahal tiket masuknya, yaitu IDR 70.000. Namun, sebenarnya itu wajar karena banyak sekali hiburan yang bisa kita nikmati di sana.

Pengalaman Backpacking Murah Pulau Bali

Pengalaman Backpacking Pulau Bali

Selain hiburan-hiburan tersebut, kita juga bisa menikmati spot-spot utama dari kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini, yaitu patung Wisnu di Plaza Wisnu, patung Garuda di Plaza Garuda, Lotus Pond, dll.

Jalan Jalan Pulau Bali

Jalan Jalan Murah Bali

Cara Menuju ke Garuda Wisnu Kencana

Sebelum keluar dari area Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini, kami sempatkan salat Zuhur terlebih dahulu. Musala terletak di samping gedung penjualan suvenir yang juga merupakan pintu keluar area wisata utama. Setelah salat, kami membeli es krim tak jauh dari musala dan akhirnya keluar dari area Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Kami melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir hari itu, Pantai Uluwatu dan Pura Luhur Uluwatu. Daerah Uluwatu ini masih berada di area yang sama juga, tepatnya di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Daerah ini bisa ditempuh sekitar satu jam dengan motor dari Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Baca juga:
REVIEW PURA LUHUR ULUWATU: MENIKMATI KECAK DANCE DAN SUNSET DI BALI SELATAN

Mendekati Pura Luhur Uluwatu, kami mendapati ada belokan ke kanan yang mengarah ke pantai. Sebelum ke pura, kami memutuskan untuk sejenak menikmati pantainya. Akhirnya kami berbelok mengikuti petunjuk arah. Kami sempat bingung karena setelah berbelok kami tidak menemukan lagi papan petunjuk arah yang bertuliskan Pantai Uluwatu. Dan akhirnya kami tahu bahwa nama asli dari pantai yang ingin kami kunjungi ini adalah Pantai Suluban. Karena letaknya di kawasan Uluwatu, pantai ini lebih dikenal dengan nama Pantai Uluwatu. Sepertinya tempat ini juga masih belum dikelola secara resmi. Ini bisa dilihat dari tidak adanya tiket masuk saat kami sampai di kawasan pantainya dan tempat parkirnya pun dikelola oleh warga.

Karena daerah Uluwatu ini didominasi oleh tebing-tebing, pantainya terletak jauh di bawah yang bisa dituju dengan menuruni tebing-tebing tersebut terlebih dahulu. Meskipun sarananya belum maksimal, tapi telah ada undakan semen yang mempermudah perjalanan kami.

Backpacking ke Pantai Uluwatu Bali
Pantai Suluban

Lepas pantainya tersembunyi di balik tebing-tebing itu. Aku hanya menunggu di tempat yang tidak berair. Karena tertutup tebing-tebing tersebut aku tidak bisa melihat pantainya secara langsung. Tapi menurut keterangan dari suamiku yang memang mencoba keluar ke balik tebing-tebing tersebut,  pantainya memang sangat indah. Sesekali ombaknya datang lumayan besar dan pecah menabrak bebatuan tebing.

Setelah cukup puas, kami kembali ke atas dan berbalik berkendara ke pura. Kami melewati pintu masuk dan membayar untuk parkir, IDR 1.000. Sebelum masuk ke area pura, kami terlebih dahulu berkeliling untuk mencari musala. Dan ternyata memang tidak ada. Dan sebenarnya memang wajar, namanya juga pura, masa ada musala?! Sejauh mata memandang kami hanya menemukan gazebo sebagai tempat yang paling masuk akal untuk salat.

Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke area pura dengan membayar IDR 20.000 sebagai tiket masuk dan mengeksplorasi dari ujung satu ke ujung yang lain. Seperti di Garuda Wisnu Kencana (GWK), di sini pun kita diharuskan memakai selendang untuk yang berbaju panjang dan sarung untuk yang berbaju pendek.

Di area ini kita juga harus super hati-hati karena banyak kera berseliweran dan mereka sangat suka mengambil barang-barang milik pengunjung terutama kacamata. Ada beberapa kasus kacamata milik pengunjung berhasil direbut si kera padahal jelas-jelas sedang dipakai di matanya. Tapi dengan bantuan dari pawang kera yang berjaga-jaga di beberapa titik di area pura itu, barang-barang pengunjung bisa diselamatkan.

Jalan Jalan ke Pura Luhur Uluwatu

Pura Luhur Uluwatu

Di bagian puranya sendiri, pengunjung dilarang masuk karena area itu hanya digunakan untuk sembahyang.

Traveling ke Pura Luhur Uluwatu

Pura Luhur Uluwatu, Bali

Kelelahan mengeksplorasi kompleks pura tersebut, kami memutuskan untuk keluar dari kompleks pura dan berusaha mencari masjid terdekat. Dan ternyata masjid terdekat dari Pura Luhur Uluwatu yang kami temukan di Google Map adalah masjid milik Garuda Wisnu Kencana, yang tadi siang kami pakai untuk salat Zuhur, yang tentu saja tempatnya sangat jauh dan otomatis harus membeli tiket lagi jika memang ingin salat di situ.

Akhirnya kami putar balik dengan kecewa dan dalam perjalanan kembali ke pura kami memutuskan untuk membeli makan dan mengisi bensin di Pertamini dulu. Kami akhirnya memutuskan untuk salat di kompleks pura saja.

Kembali ke pura, kami harus membayar uang parkir lagi. Lalu kami segera menuju ke toilet untuk wudu dan bergantian salat di gazebo. Saat aku salat, suamiku menjaga barang-barang dari serbuan monyet yang mungkin saja akan ke gazebo dan mengambil barang-barang kami, begitu juga sebaliknya.

Selesai salat, ternyata jam telah menunjukkan pukul 17.15. Kami segera bergegas mencari tempat tari kecak yang tiketnya telah kami beli secara online jauh-jauh hari. Menurut petugas di tempat kami membeli tiket tari kecak tersebut, kami sebaiknya datang satu jam sebelum acara, yaitu jam 17.00 karena tempat duduknya cepat penuh dan bisa-bisa tidak kebagian.

Kami segera bertanya ke salah satu guide yang ada di depan pintu masuk area pura dan dia mengatakan bahwa tempat acaranya adalah memang di dalam area pura. Kami melewati pintu masuk berbayar yang telah kami lewati tadi siang dan ternyata dengan menunjukkan tiket tari kecak kami tidak perlu membayar untuk masuk.

Kami berlari sesuai petunjuk. Ternyata tempat pertunjukannya ada di garis tepi tebing, di ujung lain tebing-tebing tempat kami tadi siang menghabiskan waktu dengan berforo-foto.

Saat kami tiba di sana, tempat telah ramai dan petugas mengatakan bahwa tiket habis. Setelah kami bilang kami telah memiliki tiket online, dia segera menyuruh kami mengisi semacam buku hadir, memberi kami kertas berisi alur cerita yang akan dimainkan penari, dan mengarahkan kami ke panggung pertunjukan.

Panggungnya berupa ruangan terbuka yang dikelilingi oleh kursi-kursi yang semakin ke belakang semakin naik. Tempat itu dikelilingi pagar yang membatasi orang-orang yang tidak membeli tiket agar tidak bisa melihat dari luar.

Dan ternyata memang benar-benar penuh. Kami tidak kebagian tempat duduk dan akhirnya diarahkan naik tempat sempit yang muat untuk berpijak orang dewasa, yang terletak di balik pagar. Awalnya kami lumayan menyesali keadaan ini karena dengan posisi seperti ini kami jadi tidak bisa duduk dengan nyaman dan posisi penari kecaknya akan jauh dari jangkauan kami.

Tapi ternyata Tuhan memberi kami sesuatu yang lain. Justru dengan posisi seperti itu kami memiliki peluang untuk melihat dua pertunjukkan sekaligus, yaitu tari kecak di depan kami dan matahari yang mulai terbenam di belakang kami.

Pukul enam sore waktu setempat acara dimulai. Suara para penari telah mulai terdengar dan tak lama kemudian penari-penari bertelanjang dada itu pun muncul dengan menggumamkan kata-kata yang terdengar seperti nama tariannya "kecak cak cak".

Sembari menikmati tarian yang menurutku begitu mistik, unik, dan menarik itu, kami sesekali menoleh ke belakang untuk menyaksikan pemandangan alam menjelang matahari terbenam. Dan lambat laun, akhirnya matahari pun tenggelam dengan begitu mulus dan sempurnanya. Sesuatu yang tidak kami rencanakan untuk kami lihat tetapi justru berakhir dengan begitu indahnya.

Tari Kecak Pura Luhur Uluwatu

Sunset Pura Luhur Uluwatu

Pertunjukan tarian kecak yang diramu dengan kisah tambahan berlakon "Rama dan Sinta" ini sebenarnya berdurasi satu jam. Tapi dengan pertimbangan bahwa kami tidak ingin ketinggalan salat Magrib, akhirnya kami keluar sebelum pertunjukan usai.

Kami segera berjalan cepat menuju pintu keluar, langsung menuju toilet untuk berwudu dan kembali salat di gazebo yang tadi kami pakai. Selesai salat, para pengunjung pun telah keluar dari pintu keluar area pura. Sepertinya pertunjukan telah berakhir. Kami menunggu suasana di tempat parkir kondusif sebelum memutuskan untuk pulang. Kami pulang langsung ke Kuta melewati Tol Bali Mandara lagi.

Sesampainya di hotel kami segera mandi. Setelah itu kami keluar sebentar untuk membeli makan, dan memutuskan untuk langsung salat dan tidur setelahnya karena jadwal kami hari ini memang sangat padat dan cukup melelahkan.



Hari:   Pertama   Kedua   Keempat   Kelima


Tidak ada komentar:

Posting Komentar