Traveler: Kembar A, Suami Kembar A, dan Kembar B
Starting Point: Surabaya
Naik Kereta Logawa Jurusan Surabaya - Lempuyangan
Perjalanan kami ke Yogyakarta kali ini sepertinya mengulang perjalanan empat bulan lalu. Hanya saja kali ini formasinya sedikit berubah, yaitu ada Kembar A dan suami ditambah Kembar B. Namun begitu, karena masih harus menyelesaikan urusan pekerjaan, Kembar B berangkat belakangan.
Kembar A dan suami berangkat terlebih dahulu dengan naik Kereta Logawa jurusan Surabaya – Lempuyangan yang berangkat sekitar pukul 10.45. Kami naik Gojek dari rumah menuju stasiun dan mendapatkan dua driver yang super baik dan ramah.
Baca juga:
CARA MEMESAN OJEK ONLINE GOJEK MELALUI APLIKASI
Sesampainya di stasiun, kami segera men-scan barcode pemesanan tiket dari Traveloka ke mesin pemindai dan dalam beberapa detik, boarding pass kami keluar. Kami menggunakannya untuk masuk ke dalam peron stasiun.
Barcode dari Traveloka |
Kereta Logawa berangkat tepat waktu kali ini. Kami menikmati perjalanan kami. Sebelum naik kereta tadi, kami sempat membeli nasi bungkus di depan stasiun. Jadi, ketika lapar, kami sudah punya cadangan makanan. Ini adalah salah satu tips agar kalian tak perlu membeli makanan di atas kereta yang super super mahal itu.
Ketika kereta telah tiba di Solo, suami segera menghubungi contact person dari tempat kami menyewa motor.
Baca juga:
SEWA MOTOR DI JOGJA: TIPS KELILING YOGYAKARTA SEPUASNYA DENGAN BIAYA MURAH
Tiba di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta
Menyelesaikan Proses Pemesanan Motor
Sekitar pukul setengah 5, kereta tiba di Stasiun Lempuyangan. Keluar dari area stasiun, kami segera mencari masjid yang berada di gang tepat di depan pintu keluar stasiun, seperti halnya yang kami lakukan empat bulan lalu, dan segera menjamak salat kami.
Selesai salat, kami segera mencari pengantar motor yang rupanya juga sudah stand-by sejak beberapa menit sebelumnya. Berbeda dengan 4 bulan lalu, kali ini kami menyewa dua motor karena satunya nanti akan digunakan oleh Kembar B.
Walaupun kali ini kami menyewa motor di tempat yang berbeda, prosesnya kurang lebih sama. Petugas pengantar motor meminta identitas kami sebagai jaminan. Dan ternyata, walaupun kami menyewa dua motor, kami cukup menyerahkan tiga identitas dan bukannya enam seperti yang kami duga sebelumnya.
Setelah proses pelunasan pembayaran selesai, petugas itu menyerahkan kunci beserta STNK dan memastikan bahwa kami memang hanya membutuhkan tiga helm, bukannya empat. Dia juga menunjukkan bahwa di bagian jok ada jas hujan.
Mencari Penginapan Grand Zea di Daerah Umbulharjo
Setelah berterima kasih, kami pun cabut. Suami Kembar A segera menyalakan GPS untuk menuju ke penginapan kami, Penginapan Grand Zea, yang berada di Umbulharjo. Sementara suami berada di depan, Kembar A mengikuti dari belakang.
Baca juga:
REVIEW GRAND ZEA: PENGINAPAN NYAMAN DAN MURAH DI UMBULHARJO, YOGYAKARTA (JOGJA)
Karena baru pertama kali menuju daerah ini, kami masih merasa blank. Suami Kembar A berjalan pelan dan dengan beberapa kali proses nyasar, kami akhirnya tiba di Penginapan Grand Zea dengan selamat.
Ibu penjaga penginapan menyambut kami. Dia sangat ramah. Begitu kami menyebutkan nama pemesan, dia langsung mengambilkan nota pembayaran yang telah kami lakukan sebelumnya.
Sempat ada salah paham. Rupanya, ibu itu hanya menyiapkan satu kamar karena Kembar B, yang memesan kamar, mengatakan bahwa “Kakak saya yang datang duluan.” Sementara, ibu itu mengira bahwa hanya satu orang yang akan datang dan kamar satunya dibatalkan. Untungnya, kamar itu belum laku, hanya belum dipersiapkan saja.
Ibu itu mempersilahkan kami naik ke lantai dua, ke kamar yang telah siap, setelah terlebih dahulu meminta fotokopi surat nikah sebagai syarat bagi pasangan yang ingin tidur dalam satu kamar.
Ruangannya tak terlalu luas tapi ada TV, lemari, dan kipas angin yang menurut kami cukup memuaskan untuk harga semurah itu, yaitu 80.000 per kamar (harga akhir pekan). Kami segera salat Magrib karena tak seberapa lama setelah itu azan berkumandang.
Makan Malam di Warung Makan Indomie (Warmindo)
Ketika rasa lelah sudah agak mereda, kami memutuskan untuk keluar mencari makan. Rencana awal, kami ingin makan di Alun-Alun Kidul. Dengan GPS menyala, kami berangkat dari penginapan. Baru beberapa menit keluar dari penginapan, gerimis turun. Kami sedikit khawatir karena Alun-Alun Kidul tidak cukup dekat lokasinya dengan penginapan kami. Ketika berbelok di suatu belokan, kami melihat ada Warung Makan Indomie (Warmindo) di pojokan jalan dan karena gerimis sudah mulai melebat, kami akhirnya memutuskan untuk makan di situ.
Kami memesan satu porsi Indomie plus telur. Tak seberapa lama, gerimis telah sepenuhnya menjadi hujan. Kami menikmati Indomie panas kami sambil melihat jalanan yang kini telah sepenuhnya basah. Kami hanya berharap setelah mi kami habis, hujan akan mereda.
Setelah makanan kami habis, Kembar A segera membayar dan sedikit syok karena harganya lebih mahal daripada di Surabaya. Kami curiga, mungkin ini karena penjualnya adalah orang Sunda dan bukan orang Yogyakarta asli. Entahlah.
Kebetulan saat itu gerimis sudah menipis, dan kami pun memberanikan diri untuk kembali ke penginapan. Tiba di penginapan, baju kami cukup basah. Kami segera naik ke kamar dan berganti baju. Sekalian kami juga mandi karena badan sudah sangat lengket oleh keringat.
Selesai mandi, kami segera salat dan kemudian tiduran di kasur karena nanti pukul 00.00 kami harus menjemput Kembar B di Stasiun Tugu.
Kami menyalakan TV dan ingin menghabiskan malam dengan menonton serial favorit kami. Rencananya, kami ingin keluar kamar pukul 23.00 agar waktunya pas untuk menjemput Kembar B.
Keliling Kota dan Kulineran di Alun-Alun Kidul
Tiba-tiba, sekitar pukul 21.30, listrik di penginapan mati—yang itu artinya TV mati dan kipas angin pun mati. Kami sempat berpikir untuk tidur saja agar nanti tidak kecapekan. Sayangnya, semakin lama rasanya di dalam kamar semakin panas. Akhirnya, pukul 22.00, kami memutuskan untuk keluar saja dari penginapan.
Kami bertemu ibu penjaga di bawah dan dia berkata, “Iya Mas Mbak, jalan-jalan saja dulu di luar. Listriknya lagi mati.”
Selama beberapa meter, lampu memang mati tapi mendekati daerah Keraton, listrik tampak baik-baik saja. Kami berkeliling naik motor di sekitar daerah situ sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli makanan di Alun-Alun Kidul.
Kami memarkir motor kami di pinggir jalan dan bergerak mencari makanan yang kiranya cocok. Tak seberapa lama, kami menemukan sebuah angkringan. Kami memutuskan untuk makan di situ saja.
Kami makan masing-masing satu bungkus nasi kucing plus beberapa sate-satean (sundukan) yang tersedia. Selain itu, kami juga memesan dua gelas kopi dan dua gelas wedang uwuh. Ketika membayar, kami sedikit kaget karena habis IDR 30.000, lebih mahal jika dibandingkan dengan angkringan di Jalan Nitipuran waktu itu. Namun, memang wedang uwuhnya saja satu gelasnya dihargai IDR 7.000.
Menjemput Kembar B di Stasiun Tugu
Kami lihat jam tangan kami sudah menunjukkan hampir pukul 23.00. Kami memutuskan untuk naik motor saja keliling kota sambil menunggu kedatangan Kembar B.
Sekitar pukul 23.30, gempa yang cukup keras terjadi. Kami melihat beberapa orang tampak keluar dari rumahnya. Dalam perjalanan menuju ke Stasiun Tugu, kami melihat beberapa bagian depan hotel ramai oleh penginap yang keluar kamar. Berarti mereka juga merasakan gempa seperti yang kami rasakan.
Suami mendapatkan notifikasi “Tsunami Advisory” di ponselnya. Penasaran, aku segera browsing dan menemukan memang ada peringatan tsunami untuk beberapa wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY. Kami sedikit cemas karena salah satu daerah yang masuk area peringatan Tsunami adalah Bantul. Namun, kami berdoa bahwa semua wilayah itu tetap aman, khususnya wilayah kami.
Sekitar pukul 00.00 lebih, Kembar B tiba di Stasiun Tugu. Kami menunggunya di dekat Taman Parkir Abu Bakar Ali. Kembar B berjalan dari arah stasiun Tugu dan tak seberapa lama kami pun bertemu. Segera setelah itu, kami segera cabut ke arah penginapan karena kami memang telah sangat kelelahan.
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH YOGYAKARTA, MAGELANG, SLEMAN DAN KLATEN 4 HARI 4 MALAM (4D4N): HARI PERTAMA (14 AGUSTUS 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar