Ketika merencanakan perjalanan ke Yogyakarta pada Agustus 2017 silam, kami mengakui memang melakukan beberapa kesalahan. Itinerary kami sudah selesai dibuat sejak sebulan sebelum keberangkatan. Namun, karena satu dan lain hal, kami baru melakukan pemesanan penginapan dan lain-lain beberapa hari sebelum keberangkatan.
Dan kesalahan kedua adalah karena salah satu hari dari keseluruhan traveling kami merupakan hari libur nasional, yaitu tanggal 17 Agustus 2017, dan tentu ini menyebabkan hari tersebut menjadi peak day di Yogyakarta.
Akibatnya, ketika melakukan pemesanan penginapan tanpa melalui situs booking online, yaitu langsung menghubungi CS dari beberapa penginapan, banyak yang menaikkan tarifnya hingga dua kali lipat. Tentu hal ini sangat menyebalkan mengingat kami memang ingin menekan budget semaksimal mungkin.
Karena tak bisa mendapatkan harga yang pas, kami akhirnya mencoba mencari penginapan melalui situs booking online. Pertama, kami melihat dari Traveloka yang memang telah menjadi situs favorit kami. Namun, harga hotel dan penginapan yang tersisa tinggal yang mahal.
Kami pun berpindah ke situs Booking.com, yang memang belum pernah kami gunakan sebelumnya. Di sana, ada beberapa pilihan penginapan yang masih terjangkau. Dan setelah melihat-lihat lokasi dari masing-masing penginapan tersebut, kami menjatuhkan pilihan pada Grapyak Homestay.
Sebenarnya, dari gambar yang dipampangkan di Booking.com, kami masih sanksi untuk menginap di situ. Pasalnya, fasilitasnya sepertinya sangat terbatas. Namun, karena pilihan kami tak banyak, kami pun pada akhirnya mantap memilih Grapyak Homestay.
Kami memilih pilihan bayar di tempat dan karena belum pernah melakukan pemesanan bayar di tempat sebelumnya, kami sempat khawatir pesanan kami tidak diproses. Kami meminta kontak CS homestay tersebut melalui Booking.com dan memastikan bahwa pesanan kami telah diterima oleh mereka. Dan ternyata, pesanan kami sudah masuk dan terproses.
Pada saat peak days seperti itu, memesan melalui situs booking online memang banyak manfaatnya. Perbedaan harga di hari biasa dan di peak day ternyata tidak sangat signifikan. Apalagi jika dibandingkan dengan penginapan-penginapan sebelumnya yang menaikkan harga hingga dua kali lipat.
Ketika hari H kami tiba di Yogyakarta waktu itu, kami mengandalkan GPS untuk menemukan penginapan tersebut. Lokasinya bisa dibilang cukup jauh dari pusat kota—yang itu artinya juga jauh dari beberapa tempat wisata utama. Namun, juga tidak sangat jauh, yaitu sekitar 2.7 km dari Titik Nol yang bisa ditempuh dalam waktu 10-15 menit, tergantung keadaan lalu lintas. Kami merasa jarak itu masih wajar, meskipun di beberapa waktu, jalan dari penginapan menuju kota mengalami kemacetan lumayan parah.
Lokasi Grapak Homestay adalah di Jalan Nitipuran RT 008 No.311c, Kasihan, Bantul. Tidak sulit untuk menemukan Jalan Nitipuran. Kalian cukup mencari gang cukup besar yang berada di seberang Gudeg Yu Djum di Jalan Wates. Memasuki Jalan Nitipuran, kami baru mengalami kesulitan untuk menemukan lokasi homestay. Kami berbelok ke gang pertama dan harus bolak balik sepanjang gang tersebut karena tidak menemukan tulisan Grapyak Homestay. Dan kami harus masuk gang yang lebih kecil lagi untuk pada akhirnya bisa menemukan lokasi Grapak Homestay.
Ketika pertama kali sampai, pintu homestay dalam keadaan tertutup. Kami masuk ke area teras karena pagar luarnya tidak digembok. Kami mengintip ke dalam dan tidak ada siapa-siapa.
Akhirnya kami pun menghubungi nomor telepon CS-nya, yang bernama Mbak Fitri. Dia menyuruh kami menunggu di ruang tamu. Jangan bayangkan di dalam situ ada semacam meja resepsionis atau sejenisnya. Itu hanya ruang tamu biasa seperti yang ada di rumah-rumah pada umumnya.
Beberapa menit kemudian, datanglah seorang lelaki yang mengatakan bahwa Mbak Fitri akan datang nanti untuk mengurusi masalah pembayaran. Dia langsung membawa kami ke lantai atas, tempat kamar kami berada. Setelah memberikan kunci kamar dan menginformasikan bahwa pintu ruang tamu tidak pernah dikunci, dia pergi.
Mbak Fitri baru datang sekitar setengah jam kemudian. Kami membayar dan dia bahkan tidak memberikan nota atau sejenisnya. Setelah itu, dia pergi. Tidak ada penjelasan ini dan itu. Dan hari itu, merupakan pertama dan terakhir kalinya kami bertemu Mbak Fitri dan mas-mas tadi, bahkan mungkin pekerja di penginapan itu.
Ya, sepanjang kami di sana, tidak pernah ada pekerja yang tampak atau stand-by. Tidak ada yang menjaga dan bertugas bersih-bersih atau semacam itu. Intinya, tidak ada siapa-siapa selain penginap. Sepertinya petugas ya hanya datang untuk proses check-in karena saat check-out, kami pun hanya meng-SMS mbak Fitri kemudian cabut begitu saja.
Sebenarnya Mbak Fitri dan mas-mas tadi cukup ramah. Dari beberapa ulasan yang kami baca, sebenarnya pemilik penginapan juga sangat membantu. Namun, ketika kami di sana, ya memang tidak ada siapapun yang stand-by di penginapan untuk bisa ditanya-tanyai.
Secara keseluruhan, kami merasa bahwa Grapyak Homestay adalah penginapan yang standar. Malah, dengan harga yang sama atau lebih murah, jika tidak di peak days, sebenarnya kami bisa mendapatkan penginapan yang jauh lebih baik. Jadi, jika tidak karena terpaksa, tentu kami tidak akan memilih penginapan ini.
Pertama kali masuk ke ruang tamu, kami mendapat kesan bahwa bagian itu jarang dibersihkan. Ruangan terasa suram. Ada dua sofa dan satu meja kaca.
Kamar kami pun juga sangat standar. Kasurnya menempel langsung di lantai. Kipas angin menempel di dinding agak ke atas. Ada papan menempel di dinding yang berfungsi sebagai rak. Dan ketika kami mengatakan papan, itu artinya memang papan biasa, tanpa pernis, tanpa cat. Di atasnya, ada colokan dan kipas angin. Di satu sisi, ada jendela yang menghadap ke arah jalan gang. Sudah, hanya itu saja yang kami dapatkan di kamar kami. Fasilitas dan kondisi masing-masing kamar sepertinya berbeda-beda, walaupun dengan harga yang sama sekalipun.
Ruangannya sebenarnya cukup luas. Dan keseluruhan fasilitas ini sebenarnya sudah lebih dari cukup buat kalian yang ingin tinggal di penginapan sekadar untuk tidur. Namun, jika kalian mengharapkan hal lain, tentu ini akan sangat mengecewakan. Karena kami hanya mencari tempat tidur, kami tidak seberapa kecewa waktu itu.
Di lantai dua ini ada beberapa kamar dan di lantai satu pun demikian. Kamar mandinya juga ada di dua lantai. Bedanya, kamar mandi atas lebih bersih dan luas dan walaupun tidak sangat bagus, masih bisa dikatakan terawat. Sementara itu, kamar mandi bawah sangat sempit dan kotor. Saat itu bahkan ada sisa-sisa punting rokok bertebaran di lantai kamar mandi lantai satu. Tidak heran jika saat kami ke sana, kami mendapati bule yang menginap di lantai bawah rela naik ke atas untuk menggunakan kamar mandi.
Di lantai satu ada dapur dengan peralatan yang cukup lengkap. Selain itu, ada tempat menonton TV dengan kursi dan meja kayu. Di dekatnya, ada satu lemari es dan galon air.
Di dekat dapur, ada ruangan untuk bersantai dan menonton televisi. Tak jauh dari situ, ada lemari kecil berisi sajadah.
Sebenarnya, ada juga garasi. Tapi, saat kami pertama tiba, ada mobil terparkir di dalamnya (mungkin mobil penginap) jadi hampir tidak ada ruang untuk motor yang kami sewa. Karenanya, selama kami di sana, motor selalu kami parkir di teras depan pintu ruang tamu.
Dan Alhamdulillah, tingkat keamanan di wilayah ini sepertinya memang tinggi. Buktinya, walaupun kami memarkir di luar dan pintu tidak dikunci, tidak terjadi apa-apa selama kami di sana. Namun, kalian juga harus tetap waspada dengan tidak lupa mengunci pintu kamar atau mengunci motor ya…
Di lantai dua, terdapat balkon kecil dengan satu sofa. Selain itu, ada pula satu jemuran handuk kecil.
Ada tempat sampah di pojok ruangan lantai dua, yang kala itu sedang penuh dan petugasnya tidak kunjung datang untuk membersihkan. Tumpukan sampah juga kami lihat di depan garasi, dekat pagar depan.
Di beberapa ulasan yang kami baca, banyak yang mengeluhkan ketiadaan Wi-Fi, khususnya para bule. Karena kami memiliki akses internet sendiri, kami tidak merasa terganggu dengan itu.
Selama kami di sana, jumlah penginap lumayan banyak. Ada bule di dua kamar yang berbeda. Selain itu, juga ada keluarga yang datang serombongan. Sepertinya, tempat ini bisa dijadikan alternatif untuk yang datang bersama keluarga karena ruangannya memang besar. Sementara itu, kami tidak tahu pasti biaya tambahan jika menginap lebih dari dua orang.
Bagi kalian yang ingin membeli cemilan atau minuman, ada minimarket tak jauh dari penginapan. Karena agak jauh dari pusat kota, di sekitar area penginapan, kalian juga bisa menemukan angkringan-angkringan dengan harga super murah. Dan, jika kalian ingin makan di tempat makan yang lebih besar, kalian bisa keluar ke arah jalan raya kok karena di sana juga banyak pilihan restoran, satu deretan dengan Gudeg Yu Djum.
- Dapur umum beserta peralatan makan
- Televisi di area umum
- Kulkas
- Garasi dan teras untuk parkir (khususnya motor)
- Harga murah dan bisa dipesan lewat situs booking online sehingga menghindarkan kenaikan harga yang signifikan pada peak days
- Kamar luas
- Tidak ada petugas yang stand-by
- Jika tidak pada masa peak days, masih banyak penginapan lain yang jauh lebih bagus dan recommended dengan harga sama atau bahkan lebih murah
- Untuk jumlah kamar yang banyak, kamar mandi yang tersedia hanya dua jadi harus bergantian dengan penginap lain
- Kamar mandi lantai bawah kotor
- Sampah menumpuk di beberapa titik
- Jauh dari lokasi wisata dan pusat kota
- Jauh dari akses kendaraan umum
Check-in: 14.00
Check-out: 12.00
Petugas penginapan bisa dihubungi 24 jam
Akses masuk ke dalam penginapan terbuka 24 jam
- Museum Bahari Yogyakarta
- Keluar pintu utama melalui jalan bawah tanah menuju Halte Trans Jogja Bandara Adisucipto
- Naik Bus Trans Jogja Rute 1A turun di Halte Trans Jogja Malioboro 3 (Pasar Beringharjo)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (3 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
- Jalan ke Halte Trans Jogja Jlagran
- Naik Bus Trans Jogja Rute 3A atau Rute 8 turun di Halte Trans Jogja KH. Ahmad Dahlan 1 (Papmi)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (2 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
- Jalan ke Halte Portable Trans Jogja Stasiun Lempuyangan
- Naik Bus Trans Jogja Rute 10 turun di Halte Trans Jogja KH. Ahmad Dahlan 1 (Papmi)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (2 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
- Jalan ke Jalan Imogiri Timur
- Naik Bus Jogja – Wates jurusan Wates turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
- Jalan ke Halte Trans Jogja Jombor
- Naik Bus Trans Jogja Rute 2A atau Rute 8 turun di Halte Trans Jogja Malioboro 3 (Pasar Beringharjo)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (3 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
Peta Lokasi Grapyak Homestay Bantul, Yogyakarta
Jl. Nitipuran RT 008 No.311c, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH YOGYAKARTA, MAGELANG, SLEMAN DAN KLATEN 4 HARI 4 MALAM (4D4N): HARI PERTAMA (14 AGUSTUS 2017)
Dan kesalahan kedua adalah karena salah satu hari dari keseluruhan traveling kami merupakan hari libur nasional, yaitu tanggal 17 Agustus 2017, dan tentu ini menyebabkan hari tersebut menjadi peak day di Yogyakarta.
Akibatnya, ketika melakukan pemesanan penginapan tanpa melalui situs booking online, yaitu langsung menghubungi CS dari beberapa penginapan, banyak yang menaikkan tarifnya hingga dua kali lipat. Tentu hal ini sangat menyebalkan mengingat kami memang ingin menekan budget semaksimal mungkin.
Karena tak bisa mendapatkan harga yang pas, kami akhirnya mencoba mencari penginapan melalui situs booking online. Pertama, kami melihat dari Traveloka yang memang telah menjadi situs favorit kami. Namun, harga hotel dan penginapan yang tersisa tinggal yang mahal.
Kami pun berpindah ke situs Booking.com, yang memang belum pernah kami gunakan sebelumnya. Di sana, ada beberapa pilihan penginapan yang masih terjangkau. Dan setelah melihat-lihat lokasi dari masing-masing penginapan tersebut, kami menjatuhkan pilihan pada Grapyak Homestay.
Sebenarnya, dari gambar yang dipampangkan di Booking.com, kami masih sanksi untuk menginap di situ. Pasalnya, fasilitasnya sepertinya sangat terbatas. Namun, karena pilihan kami tak banyak, kami pun pada akhirnya mantap memilih Grapyak Homestay.
Kami memilih pilihan bayar di tempat dan karena belum pernah melakukan pemesanan bayar di tempat sebelumnya, kami sempat khawatir pesanan kami tidak diproses. Kami meminta kontak CS homestay tersebut melalui Booking.com dan memastikan bahwa pesanan kami telah diterima oleh mereka. Dan ternyata, pesanan kami sudah masuk dan terproses.
Pada saat peak days seperti itu, memesan melalui situs booking online memang banyak manfaatnya. Perbedaan harga di hari biasa dan di peak day ternyata tidak sangat signifikan. Apalagi jika dibandingkan dengan penginapan-penginapan sebelumnya yang menaikkan harga hingga dua kali lipat.
Lokasi Grapyak Homestay Jauh Dari Pusat Kota dan Tempat Wisata
Ketika hari H kami tiba di Yogyakarta waktu itu, kami mengandalkan GPS untuk menemukan penginapan tersebut. Lokasinya bisa dibilang cukup jauh dari pusat kota—yang itu artinya juga jauh dari beberapa tempat wisata utama. Namun, juga tidak sangat jauh, yaitu sekitar 2.7 km dari Titik Nol yang bisa ditempuh dalam waktu 10-15 menit, tergantung keadaan lalu lintas. Kami merasa jarak itu masih wajar, meskipun di beberapa waktu, jalan dari penginapan menuju kota mengalami kemacetan lumayan parah.
Lokasi Grapak Homestay adalah di Jalan Nitipuran RT 008 No.311c, Kasihan, Bantul. Tidak sulit untuk menemukan Jalan Nitipuran. Kalian cukup mencari gang cukup besar yang berada di seberang Gudeg Yu Djum di Jalan Wates. Memasuki Jalan Nitipuran, kami baru mengalami kesulitan untuk menemukan lokasi homestay. Kami berbelok ke gang pertama dan harus bolak balik sepanjang gang tersebut karena tidak menemukan tulisan Grapyak Homestay. Dan kami harus masuk gang yang lebih kecil lagi untuk pada akhirnya bisa menemukan lokasi Grapak Homestay.
Ketika pertama kali sampai, pintu homestay dalam keadaan tertutup. Kami masuk ke area teras karena pagar luarnya tidak digembok. Kami mengintip ke dalam dan tidak ada siapa-siapa.
Akhirnya kami pun menghubungi nomor telepon CS-nya, yang bernama Mbak Fitri. Dia menyuruh kami menunggu di ruang tamu. Jangan bayangkan di dalam situ ada semacam meja resepsionis atau sejenisnya. Itu hanya ruang tamu biasa seperti yang ada di rumah-rumah pada umumnya.
Beberapa menit kemudian, datanglah seorang lelaki yang mengatakan bahwa Mbak Fitri akan datang nanti untuk mengurusi masalah pembayaran. Dia langsung membawa kami ke lantai atas, tempat kamar kami berada. Setelah memberikan kunci kamar dan menginformasikan bahwa pintu ruang tamu tidak pernah dikunci, dia pergi.
Mbak Fitri baru datang sekitar setengah jam kemudian. Kami membayar dan dia bahkan tidak memberikan nota atau sejenisnya. Setelah itu, dia pergi. Tidak ada penjelasan ini dan itu. Dan hari itu, merupakan pertama dan terakhir kalinya kami bertemu Mbak Fitri dan mas-mas tadi, bahkan mungkin pekerja di penginapan itu.
Ya, sepanjang kami di sana, tidak pernah ada pekerja yang tampak atau stand-by. Tidak ada yang menjaga dan bertugas bersih-bersih atau semacam itu. Intinya, tidak ada siapa-siapa selain penginap. Sepertinya petugas ya hanya datang untuk proses check-in karena saat check-out, kami pun hanya meng-SMS mbak Fitri kemudian cabut begitu saja.
Sebenarnya Mbak Fitri dan mas-mas tadi cukup ramah. Dari beberapa ulasan yang kami baca, sebenarnya pemilik penginapan juga sangat membantu. Namun, ketika kami di sana, ya memang tidak ada siapapun yang stand-by di penginapan untuk bisa ditanya-tanyai.
Ulasan Kondisi Grapyak Homestay
Secara keseluruhan, kami merasa bahwa Grapyak Homestay adalah penginapan yang standar. Malah, dengan harga yang sama atau lebih murah, jika tidak di peak days, sebenarnya kami bisa mendapatkan penginapan yang jauh lebih baik. Jadi, jika tidak karena terpaksa, tentu kami tidak akan memilih penginapan ini.
Pertama kali masuk ke ruang tamu, kami mendapat kesan bahwa bagian itu jarang dibersihkan. Ruangan terasa suram. Ada dua sofa dan satu meja kaca.
Kamar kami pun juga sangat standar. Kasurnya menempel langsung di lantai. Kipas angin menempel di dinding agak ke atas. Ada papan menempel di dinding yang berfungsi sebagai rak. Dan ketika kami mengatakan papan, itu artinya memang papan biasa, tanpa pernis, tanpa cat. Di atasnya, ada colokan dan kipas angin. Di satu sisi, ada jendela yang menghadap ke arah jalan gang. Sudah, hanya itu saja yang kami dapatkan di kamar kami. Fasilitas dan kondisi masing-masing kamar sepertinya berbeda-beda, walaupun dengan harga yang sama sekalipun.
Ruangannya sebenarnya cukup luas. Dan keseluruhan fasilitas ini sebenarnya sudah lebih dari cukup buat kalian yang ingin tinggal di penginapan sekadar untuk tidur. Namun, jika kalian mengharapkan hal lain, tentu ini akan sangat mengecewakan. Karena kami hanya mencari tempat tidur, kami tidak seberapa kecewa waktu itu.
Di lantai dua ini ada beberapa kamar dan di lantai satu pun demikian. Kamar mandinya juga ada di dua lantai. Bedanya, kamar mandi atas lebih bersih dan luas dan walaupun tidak sangat bagus, masih bisa dikatakan terawat. Sementara itu, kamar mandi bawah sangat sempit dan kotor. Saat itu bahkan ada sisa-sisa punting rokok bertebaran di lantai kamar mandi lantai satu. Tidak heran jika saat kami ke sana, kami mendapati bule yang menginap di lantai bawah rela naik ke atas untuk menggunakan kamar mandi.
Di lantai satu ada dapur dengan peralatan yang cukup lengkap. Selain itu, ada tempat menonton TV dengan kursi dan meja kayu. Di dekatnya, ada satu lemari es dan galon air.
Di dekat dapur, ada ruangan untuk bersantai dan menonton televisi. Tak jauh dari situ, ada lemari kecil berisi sajadah.
Sebenarnya, ada juga garasi. Tapi, saat kami pertama tiba, ada mobil terparkir di dalamnya (mungkin mobil penginap) jadi hampir tidak ada ruang untuk motor yang kami sewa. Karenanya, selama kami di sana, motor selalu kami parkir di teras depan pintu ruang tamu.
Dan Alhamdulillah, tingkat keamanan di wilayah ini sepertinya memang tinggi. Buktinya, walaupun kami memarkir di luar dan pintu tidak dikunci, tidak terjadi apa-apa selama kami di sana. Namun, kalian juga harus tetap waspada dengan tidak lupa mengunci pintu kamar atau mengunci motor ya…
Di lantai dua, terdapat balkon kecil dengan satu sofa. Selain itu, ada pula satu jemuran handuk kecil.
Ada tempat sampah di pojok ruangan lantai dua, yang kala itu sedang penuh dan petugasnya tidak kunjung datang untuk membersihkan. Tumpukan sampah juga kami lihat di depan garasi, dekat pagar depan.
Di beberapa ulasan yang kami baca, banyak yang mengeluhkan ketiadaan Wi-Fi, khususnya para bule. Karena kami memiliki akses internet sendiri, kami tidak merasa terganggu dengan itu.
Selama kami di sana, jumlah penginap lumayan banyak. Ada bule di dua kamar yang berbeda. Selain itu, juga ada keluarga yang datang serombongan. Sepertinya, tempat ini bisa dijadikan alternatif untuk yang datang bersama keluarga karena ruangannya memang besar. Sementara itu, kami tidak tahu pasti biaya tambahan jika menginap lebih dari dua orang.
Bagi kalian yang ingin membeli cemilan atau minuman, ada minimarket tak jauh dari penginapan. Karena agak jauh dari pusat kota, di sekitar area penginapan, kalian juga bisa menemukan angkringan-angkringan dengan harga super murah. Dan, jika kalian ingin makan di tempat makan yang lebih besar, kalian bisa keluar ke arah jalan raya kok karena di sana juga banyak pilihan restoran, satu deretan dengan Gudeg Yu Djum.
Fasilitas Grapyak Homestay Bantul, Yogyakarta
- Dapur umum beserta peralatan makan
- Televisi di area umum
- Kulkas
- Garasi dan teras untuk parkir (khususnya motor)
Kelebihan
- Harga murah dan bisa dipesan lewat situs booking online sehingga menghindarkan kenaikan harga yang signifikan pada peak days
- Kamar luas
Kekurangan
- Tidak ada petugas yang stand-by
- Jika tidak pada masa peak days, masih banyak penginapan lain yang jauh lebih bagus dan recommended dengan harga sama atau bahkan lebih murah
- Untuk jumlah kamar yang banyak, kamar mandi yang tersedia hanya dua jadi harus bergantian dengan penginap lain
- Kamar mandi lantai bawah kotor
- Sampah menumpuk di beberapa titik
- Jauh dari lokasi wisata dan pusat kota
- Jauh dari akses kendaraan umum
Waktu Operasional
Check-in: 14.00
Check-out: 12.00
Petugas penginapan bisa dihubungi 24 jam
Akses masuk ke dalam penginapan terbuka 24 jam
Destinasi Terdekat
- Museum Bahari Yogyakarta
Cara Menuju Grapyak Homestay Bantul, Yogyakarta
1. Dari Bandara Adisucipto
- Keluar pintu utama melalui jalan bawah tanah menuju Halte Trans Jogja Bandara Adisucipto
- Naik Bus Trans Jogja Rute 1A turun di Halte Trans Jogja Malioboro 3 (Pasar Beringharjo)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (3 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
2. Stasiun Tugu
- Jalan ke Halte Trans Jogja Jlagran
- Naik Bus Trans Jogja Rute 3A atau Rute 8 turun di Halte Trans Jogja KH. Ahmad Dahlan 1 (Papmi)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (2 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
3. Stasiun Lempuyangan
- Jalan ke Halte Portable Trans Jogja Stasiun Lempuyangan
- Naik Bus Trans Jogja Rute 10 turun di Halte Trans Jogja KH. Ahmad Dahlan 1 (Papmi)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (2 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
4. Terminal Giwangan
- Jalan ke Jalan Imogiri Timur
- Naik Bus Jogja – Wates jurusan Wates turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
5. Terminal Gombor
- Jalan ke Halte Trans Jogja Jombor
- Naik Bus Trans Jogja Rute 2A atau Rute 8 turun di Halte Trans Jogja Malioboro 3 (Pasar Beringharjo)
- Jalan ke Jalan KH. Ahmad Dahlan (3 menit)
- Naik Bus Kota Jalur 15 jurusan Lingkar UGM turun di Jalan Wates, tepatnya di pertigaan depan Gudeg Yu Djum
- Jalan kaki ke Grapyak Homestay (5 menit)
Peta Lokasi Grapyak Homestay Bantul, Yogyakarta
Alamat Grapyak Homestay Bantul, Yogyakarta
Jl. Nitipuran RT 008 No.311c, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
Artikel terkait:
BACKPACKING MURAH YOGYAKARTA, MAGELANG, SLEMAN DAN KLATEN 4 HARI 4 MALAM (4D4N): HARI PERTAMA (14 AGUSTUS 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar